JAKARTA (IndoTelko) - PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) membukukan laba Rp 39,949 miliar di tiga bulan pertama 2016 atau melesat 178,8% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 14,328 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), penyedia menara ini berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 57,254 miliar di triwulan pertama 2016 atau naik 59,9% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 35,85 miliar.
Laba usaha sepanjang triwulan pertama 2016 sebesar Rp 31,013 miliar naik 65,7% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 18,71 miliar.
Penyewa menara terbesar bagi Bali Towerindo sepanjang triwulan pertama 2016 adalah PT Smartfren Telecom senilai Rp 17,507 miliar, disusul Telkomsel (Rp 12,948 miliar), Telkom (Rp 9,861 miliar), XL (Rp 8,6 miliar), Tri Indonesia (Rp 4,18 miliar), dan Indosat Rp 2,78 miliar.
Bali Towerindo pada tahun ini menargetkan pertumbuhan usaha sebesar 35% dibandingkan 2015. Belanja modal yang dianggarkan tahun ini sekitar Rp 400 miliar guna membangun minimal 2 ribu menara telekomunikasi.
Perseroan baru saja mendapat pinjaman dari Bank Sinarmas senilai Rp 95 miliar. Pinjaman itu dibagi menjadi dua fasilitas. Pertama, senilai Rp 75 miliar memiliki jangka waktu 60 bulan termasuk 12 bulan grace period untuk membiayai pembangunan tower mikro seluler (MCP) di seluruh Indonesia khususnya daerah Jabodetabek.
Fasilitas kedua senilai Rp 20 miliar memiliki jangka waktu 12 bulan setelah pengikatan kredit untuk pembelian komponen tower MCP maupun jaringan fiber to the home (FTTH). Saat ini perseroan tengah meneruskan proyek 2.500 tiang mikro selular di DKI Jakarta. Tiang ini akan dilengkapi dengan kamera pengawas.
Penyedia yang menjadi penguasa bisnis menara di Badung, Bali ini sudah mendapat lisensi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 20 Februari 2015 untuk membangun MCP dengan target kurang lebih 5.000 tiang mikro. Selain di Jakarta, perseroan tengah berupaya memperluas proyek Microcell Pole atau proyek menara dengan ukuran 20 meter ke seluruh kota di provinsi pulau Jawa dan Sumatera.
Kuatnya hubungan Bali Towerindo dengan Sinar Mas Grup sempat membuat otoritas bursa melakukan penelusuran.
Manajemen Bali Towerindo dalam menjawab pertanyaan otoritas bursa menegaskan hubungan dengan Sinar Mas Grup hanya relasi sewa menyewa menara dengan Smartfren Telecom yang merupakan anak perusahaan dari Sinarmas dan PT Bank Sinarmas sebagai kreditor.(ak)