Akhirnya, Indosat Cicipi Keuntungan di Triwulan I 2016

Alexander Rusli (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo akhirnya mencicipi keuntungan untuk periode triwulan pertama 2016.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengungkapkan, sepanjang tiga bulan pertama 2016 keuntungan yang diraih sebesar Rp 217,2 miliar berbanding terbalik dengan posisi sama tahun 2015 yang masih merugi Rp 455,6 miliar. Pemicu keuntungan di awal tahun 2016 adalah laba kurs sebesar Rp 330,1 miliar berbanding terbalik dengan posisi sama 2015 yang mengalami rugi kurs Rp 717,6 miliar.

“Kinerja operasional dilihat dari pendapatan usaha sangat baik di triwulaan pertamaa 2016. Kami mencatat pertumbuhan untuk pendapatan sebesar 11,8% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya, dengan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp6,8 triliun untuk triwulan pertama 2016,” paparnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/5) malam.

Pasokan pendapatan untuk Indosat berasal dari layanan seluler sebesar Rp 5,67 triliun dan non seluler Rp 1,136 triliun. Kinerja layanan seluler Indosat didukung 69,8 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 26,4 ribu dan 52.326 BTS.

Pertumbuhan pendapatan Selular yang meningkat sebesar 15,8% pada triwulan pertama 2016 dibandingkan periode sama 2015, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan Data, SMS, Telepon dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan interkoneksi.   

Selain itu, Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) juga tumbuh 13,7% menjadi Rp2,9 triliun di triwulan pertama 2016 dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp2,6 triliun dengan marjin EBITDA sebesar 43,5%. Laba usaha selama triwulan pertama 2016 sebesar Rp 847,6 miliar naik 68,9% dibandingkan periode sama tahun 2015 sebesar Rp 501,9 miliar.

Per tanggal 31 Maret 2016, total hutang Indosat naik sebesar 4,8% dibandingkan dengan tanggal 31 Maret 2015. Pembayaran yang dilakukan dalam tahun tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar US$ 45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure sebesar US$ 20,1 juta, cicilan Pinjaman Komersial 9 tahun dari HSBC sebesar US$ 4,1 juta, percepatan pelunasan Obligasi 2020 sebesar US$ 650 juta, pelunasan Obligasi VI seri B sebesar Rp320,0 miliar, pembayaran fasilitas RCF BSMI sebesar Rp250 miliar, pembayaran fasilitas kredit investasi BCA sebesar Rp100,0 miliar dan pembayaran pinjaman dari kepentingan non-pengendali Artajasa Pembayaran Elektronis sebesar Rp15,75 miliar.

Penambahan hutang sepanjang 31 Maret 2015 sampai 31 Maret 2016 adalah penarikan fasilitas RCF BCA sebesar Rp 1,6 triliun , penarikan fasilitas RCF BNI sebesar Rp600 miliar,  penarikan fasilitas RCF BTMU sebesar Rp250 miliar, penarikan fasilitas RCF BNPP sebesar Rp50 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp2,68 triliun, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp416 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp794 miliar, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp106 miliar, USD RCF Mizuho sebesar US$ 30 juta, US$ RCF DBS sebesar USD50 juta serta USD RCF ANZ sebesar US$ 100,0 juta.

“Kita sangat optimis dengan pencapaian tahun 2016 yang mulai terlihat dalam triwulan pertama ini. Walaupun industri di triwulan pertama ini secara musimam memang sedikit melemah, namun hal ini tidak melemahkan semangat kita untuk tetap menjadi yang terbaik. Kita akan jalankan strategi dengan segenap kekuatan untuk memenangkan pertempuran,” katanya.(id)