Laba Tower Bersama Naik 71,9% di Triwulan I 2016

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mendapatkan laba sebesar Rp 749,042 miliar sepanjang triwulan pertama 2016 atau naik 71,9% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 435,706 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke bursa efek Indonesia, salah satu penopang tingginya keuntungan dari Tower Bersama sepanjang triwulan pertama 2016 adalah laba kurs sebesar Rp 24,08 miliar berbanding terbalik dengan periode sama 2015 yang menderita rugi kurs Rp 30,8 miliar.

Emiten dengan kode saham TBIG ini sepanjang triwulan pertama 2016 meraih pendapatan Rp 901,49 miliar naik 9% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 827,33 miliar. Sementara Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di triwulan pertama 2016 sebesar Rp784,4 miliar.

TBIG memiliki 20.415 penyewaan dan 12.689 site telekomunikasi per 31 Maret 2016. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 11.697 menara telekomunikasi, 933 shelter-only, dan 59 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 19.423, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,66.

“Fokus kami adalah untuk melanjutkan pelaksanaan pesanan build-to-suit dan kolokasi untuk operator . Selama kuartal pertama tahun ini, kami menambah 662 penyewaaan secara organik yang terdiri dari 339 menara dan 323 kolokasi. Seiring dengan operator telekomunikasi kami melakukan ekspansi layanan 4G dan tingkat penetrasi smartphone yang terus meningkat, kami memprediksi akan ada lebih banyak permintaan data,” kata CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong.

Per 31 Maret 2016, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang Dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp16.263 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp8.644 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp264 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp15.999 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp8.380 miliar. Menggunakan EBITDA triwulan pertama 2016 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 2,67x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,10x.

Sementara CFO Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan  tingkat leverage perseroan telah membaik di kuartal pertama meskipun dengan pertumbuhan organik yang signifikan.

“Setelah memperhitungkan ekspektasi pertumbuhan penyewaan dan proyeksi arus kas, kami tetap memiliki ruang lebih menurut covenant meskipun dengan adanya pengumuman dividen sebesar Rp262 miliar untuk tahun buku 2015. Kami berharap untuk melanjutkan eksekusi inisiatif pemegang saham termasuk buyback saham dan / atau dividen di sepanjang 2016. Selain itu, kami terus berfokus pada efisiensi operasional dan marjin EBITDA kami telah naik menjadi 87,0% di kuartal ini,” kata Helmy.(ak)