JAKARTA (IndoTelko) – Kian tingginya tensi persaingan antara PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo dengan Telkomsel di media sosial dan pasar ternyata tak luput dari perhatian Menkominfo Rudiantara.
Rudiantara yang pernah menjadi eksekutif di Telkomsel, Telkom, dan Indosat ini tentu menarik disimak komentarnya karena pernah merasakan atmosfir di kedua operator yang tengah berseteru itu.
“Kalau sekarang kan saya regulator. Sebagai regulator saya akan menindak tegas kepada operator bersangkutan,” katanya usai acara Buka Bersama dengan Anak Yatim Piatu di Kantor Smartfren, kemarin malam.
Rudiantara berjanji akan menindaklanjuti perang antara kedua operator itu dengan mengkonfirmasi ke Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). "Kita akan undang operator untuk klarifikasi, karena ada dua isu. Satu, isu substansi mengenai tarif. Kalau memang demikian, apakah ini sesuatu yang substansial atau tidak. Semacam gimmick. Kedua, cara berpromosinya. Itu menyangkut dengan etika dan sebagainya," jelasnya.
Menurutnya, perang pemasaran jelang lebaran hal yang lumrah karena mengejar akuisisi pelanggan. “Tetapi harus memperhatikan bahwa berkompetisi juga harus fair dan bersifat jangka panjang. Kita himbau kepada para penyelenggara telekomunikasi itu jangan menggunakan promosi-promosi yang malah menyesatkan masyarakat. Dari sisi substansi yang ditawarkan kepada masyarakat maupun dari sisi cara berkomunikasi, terutama etika komunikasinya," jelasnya.
Sebelumnya, aksi Indosat Ooredoo mengkampanyekan tarif Rp 1 dengan Hashtag #buktikanRp1 di media sosial semakin agresif. Tak hanya di dunia maya, kabar beredar mengatakan di pasar pun gesekan antara tim penjualan kedua operator mulai panas. Aksi saling borong kartu perdana di outlet kabarnya mulai terjadi selain menurunkan alat peraga penjualan milik kedua belah pihak. (Baca juga: BRTI akan panggil Indosat)
Presiden Direktur Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengakui kampanye yang dilakukan sekarang bagian dari aktivitas below the line untuk edukasi tari Rp1.
“Kami tak mulai perang, ini memang kondisi pasar seluler ada anomali. Kita sudah tak tahu lagi cara menyampaikan pesan ada yang tak benar dalam pentarifan di Indonesia,” ungkap Alex kepada IndoTelko melalui sambungan telepon, Kamis (16/6).
Diungkapkannya, anomali bisa dilihat dari kinerja Indosat di bisnis seluler selama kuartal pertama 2016 tumbuh double digit year on year. “Kita tumbuh double digit, tetapi kehilangan revenue share yang besar. Sementara ada yang revenue share tumbuh terus, ini artinya ada yang dominan dalam pasang tarif,” paparnya.
Menurutnya, Indosat Ooredoo tak pernah memulai perang dengan Telkomsel walau dalam memandang kebijakan pemerintah selalu berseberangan seperti terkait isu penurunan biaya interkoneksi, network sharing, asymmetric regulation, dan lainnya.
“Memang kita tak sejalan, namanya dinamika. Dalam iklan ulang tahun Telkomsel kan dibilang terima kasih atas dinamika pasar selama ini ke kompetitornya. Jadi, ini bagian dari dinamika saja,” sindir Alex
Ditambahkannya, sebenarnya posisi Indosat belum besar di luar Jawa karena baru menguasai pangsa pasar sekitar 3%. Namun, untuk berusaha memperbesar pasar lumayan sulit karena terdapat beberapa halangan seperti susahnya membuka outlet dan biaya interkoneksi yang tak kompetitif.(dn)