JAKARTA (IndoTelko) – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berhasil meningkatkan Average Revenue Per User (ARPU) pelanggannya setiap tahun untuk menjaga kinerja operasional positif selama dua tahun belakangan.
“ARPU pelanggan dari Smartfren setiap tahunnya sejak 2011 selalu meningkat. Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) juga positif sejak 2014. Ini artinya strategi fokus di data dan menggeber teknologi LTE sudah tepat,” kata Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys, belum lama ini.
Smartfren pada 2011 memiliki ARPU Rp 11,6 ribu dengan 7,6 juta pelanggan. Pada 2012 terdapat 11 juta pelanggan dengan ARPU Rp 15,2 ribu. Di 2013 ada 11,3 juta pelanggan dengan ARPU Rp 16,6 ribu. Di 2014 ada 11,9 juta pelanggan dengan ARPU Rp 20,6 ribu. Pada 2015 ada11 juta pelanggan dengan ARPU Rp 21,7 ribu.
EBITDA dari emiten ini juga positif sejak 2014 sebesar Rp 222 miliar dan di 2015 sekitar Rp 209 miliar. “Pertumbuhan pendapatan kami dari 2011 ke 2015 itu tahunan 33,5%. Bayangkan dari Rp 954 miliar di 2011 menjadi Rp 3,026 triliun di 2015,” katanya.
Dikatakannya, di akhir 2015 sudah berdiri 9.025 eNode B dan dalam tiga tahun kedepan ditargetkan layanan 4G akan menjangkau kurang lebih 90% dari populasi di Indonesia. (Baca juga: Kinerja Smartfren)
Smartfren sendiri akan menerbitkan saham baru tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) atau private placement.
Aksi korporasi ini dilakukan untuk mengganti saham FREN yang dimiliki PT Wahana Inti Nusantara (WIN) usai penggabungan usaha dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Wahana Inti Nusantara merupakan salah satu pemegang saham FREN. (Baca juga: Smartfren lakukan right issue)
Pada Desember 2014 lalu, Wahana menyerahkan 1 miliar saham Smartfren kepada Bakrie Telecom sebagai setoran saat terjadi penggabungan usaha jaringan telekomunikasi antara kedua operator itu.
Untuk memenuhi kewajiban Perseroan kepada WIN, maka Perseroan berencana untuk melakukan PMTHMETD sebesar 910.000.000 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp100 per saham yang merupakan harga nominal saham seri C perseroan dengan total nilai nominal sebesar Rp91 miliar untuk menggantikan 1 miliar saham WIN yang telah diserahkan kepada Bakrie Telecom.
Harga rata-rata dari harga penutupan saham perseroan dalam periode selama 25 hari bursa sebelum tanggal 23 Mei 2016 adalah sebesar Rp71,68. Namun berdasarkan ketentuan Nomor V.3.2 Lampiran II Peraturan BEI No. I-A, harga teoretis saham hasil tindakan penerbitan saham baru sekurang-kurangnya adalah Rp100 per saham.
Adapun, saham baru tersebut merupakan 0,89% dari jumlah saham yang beredar pada saat ini. PMTHMETD ini akan dilakukan sekaligus dalam jangka waktu 90 hari terhitung sejak disetujui oleh RUPS Perseroan yang dilaksanakan Rabu (29/6). Sementara untuk menunjang operasional belum lama ini Smartfren menarik pinjaman US$100 juta dari China Development Bank Corporation. (ak)