JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan siap mengerek peringkat kecepatan internet Indonesia di Akamai melalui layanan triple play IndiHome.
“Salah satu yang menjadi penopang dari adanya peningkatan kecepatan internet di Indonesia itu layanan IndiHome yang berbasis fiber optic. Kami siap tak bikin kendor kecepatan internet di Indonesia dengan IndiHome,” kata Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan kepada IndoTelko menanggapi keluarnya hasil peringkat dari Akamai belum lama ini.
Menurutnya, salah satu cara untuk menjaga tak kendornya kecepatan internet di sisi pengguna, masyarakat harus diedukasi dalam pilihan paket berlangganan. “Kami tawarkan ke pelanggan kecepatan 10-100 Mbps ini lebih cepat dibandingkan pakai kabel tembaga yang hanya 256 Kbps hingga 2 Mbps. Sebentar lagi kami geber penjualan langganan 100 Mbps, ini agar bisa mendukung konten Gaming dan video streaming yang mendorong masuk ke era 4K. IndiHome akan menjadi bisnis masa depan yang menjanjikan,” jelasnya.
Sekadar informasi, hingga kuartal I 2016 Telkom memiliki 4,197 juta pengguna Fixed Broadband dimana sekitar 1,35 juta pelanggan adalah pengguna IndiHome dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 326 ribu. Dalam menggelar Fixed Broadband operator ini didukung 4.300 teknisi dan 10 juta fiber home passed. (Baca juga: Pelanggan broadband Telkom)
Dalam laporan bertajuk State of the Internet Report untuk kuartal I 2016 yang dikeluarkan Akamai, Indonesia berhasil menduduki ranking ketiga di kawasan Asia Pasifik dan dunia dalam kategori Average Peak Connection Speed atau kecepatan puncak internet rata rata. Dengan kecepatan tembus 110,2 Mbps, Indonesia hanya kalah dari Singapura dan Hong Kong.
Bahkan Indonesia mampu mengalahkan Korea Selatan yang selama ini dikenal memiliki kecepatan koneksi sangat bagus. Korsel ada di posisi keempat diikuti oleh Jepang di tempat kelima. (Baca juga: Ambisi UseeTV)
Indonesia menurut Akamai mengalami pertumbuhan kecepatan puncak internet rata rata yang mencengangkan, yaitu 535% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk kecepatan internet rata rata dengan 4,5 Mbps, Indonesia ada di ranking 94 dunia.
Akamai mempunyai sebuah layanan bernama Akamai Intelligent Platform, yang diklaim menerima lebih dari 1 triliun permintaan konten setiap harinya dari berbagai pengguna yang tersebar di 200 negara. Permintaan konten ini dilayani oleh lebih dari 100 ribu server yang ada di 1.000 jaringan berbeda di 75 negara.
Akamai mengumpulkan tiga jenis informasi, yaitu alamat IP yang melakukan permintaan, ukuran file yang diminta, juga waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan file tersebut. Dari tiga jenis informasi itulah Akamai bisa menghitung kecepatan internet dari berbagai negara.
Pengukurannya dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengirim konten yang diminta, sesuai dengan ukuran file konten tersebut. Sementara data negara asal permintaan itu terekam dari alamat IP si peminta konten.
Data-data itu kemudian diolah menggunakan alat milik Akamai bernama EdgeScape. Untuk menghitung kecepatan rata-rata internet misalnya, Akamai mengumpulkan hasil kecepatan internet dari alamat IP yang berasal dari negara/kota yang sama, kemudian dirata-ratakan. Sementara kecepatan internet rata-rata tertinggi dihitung dengan merata-ratakan sejumlah kecepatan koneksi internet tertinggi yang berasal dari negara/kota tertentu.(id)