Verizon Communications Inc (Verizon) telah mengumumkan akan mencaplok Yahoo! senilai US$ 5 miliar.
Aksi korporasi ini tak mengejutkan jika melihat kondisi keuangan dan performa Yahoo! sejak beberapa tahun belakangan. Sudah menjadi rahasia umum, Yahoo! kedodoran di bisnis iklan digital melawan Google atau Facebook. (Baca: Verizon akuisisi Yahoo!)
Padahal, Yahoo! termasuk pionir dalam memperkenalkan internet kepada banyak pengguna di seluruh dunia. Sinyal Yahoo! mulai melempar handuk putih dan mencari mitra terlihat pada Februari lalu dimana mengumumkan sedang mencari “alternatif strategis” bagi bisnis internet utamanya. Sebelunya, pada 2008, Yahoo! sempat dilirik oleh Microsoft dengan tawaran US$ 44 miliar.
Verizon sendiri bukan pemain sembarangan di ranah bisnis telekomunikasi. Operator ini sebelumnya telah mencaplok AOL senilai US$ 4,4 miliar. AOL merupakan induk berbagai media online ternama, seperti The Huffington Post dan Millennial Media. Verizon juga mengakuisisi perusahaan media Complex Media and AwesomenessTV serta meluncurkan layanan video Go90.
Banyak analis memprediksi tujuan Verizon mengakuisisi Yahoo! karena ingin memperluas pangsa pasar media di era mobile.
Manajemen Verizon menyakini dengan mengakuisisi Yahoo, valuasi dari operator ini akan seksi dimata investor karena masih ada beberapa produk dari Yahoo yang masih diminati hingga saat ini. Misalnya portal berita dan layanan pesan elektronik alias email.
Tragis
Bagi sebagian kalangan, tunduknya Yahoo! di tangan Verizon dinilai tragis jika dilihat dari nilai akuisisi. Bayangkan, jika dikonversi ke rupiah, nilai yang ditebus Verizon hanya Rp 65 triliun. Coba bandingkan dengan valuasi Yahoo! yang kabarnya Rp 1.300 triliun atau mahar yang siap ditebus Microsoft beberapa tahun lalu sekitar Rp 650 triliun. Sial sekali! Itulah ungkapan yang tepat.
Sejumlah analis menilai Yahoo! terlambat mengikuti perubahan di bisnis internet kala menjadi raja. Inovasi terlambat dilakukan dalam mengantisipasi tren mobile first.
Alhasil, bicara jejaring sosial, justru Facebook yang berkibar. Bicara Instant Messenger malah yang diperbincangkan WhatsApp atau BlackBerry Messenger.
Padahal, Yahoo! memiliki Yahoo! Messenger atau flickr. Sejumlah kalangan menilai Yahoo! berbeda dengan Google dalam mengantisipasi perubahan di bisnis internet. Yahoo! seperti terlena dan meremehkan pemain baru dan kecil.
Pameonya, Yahoo! terkena penyakit khas inovator, terlalu yakin dengan produk sendiri. Kesimpulannya, di era digital Anda tak cukup hanya menjadi innovator, tetapi harus memiliki insting bisnis yang tajam agar tahu kapan masuk atau keluar gelanggang dengan kemenangan.
@IndoTelko