JAKARTA (IndoTelko) - PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menyatakan aksi akuisisi terhadap PT Simpatindo Multi Media (Simpatindo) pada 2015 lalu membuat perseroan makin perkasa dalam menjalankan bisnis voucher dan smartphone.
"Peningkatan pendapatan sepanjang semester I 2016 merupakan dampak perluasan jaringan distribusi yang dilakukan Perseroan, salah satunya melalui anak usaha Perseroan, yakni Simpatindo," ungkap Corporate Secretary TiPhone, Semuel Kurniawan di Jakarta, Jumat (9/9).
Menurut Semuel, pengambilalihan saham Simpatindo terbukti telah meningkatkan kinerja Perseroan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. (Baca: Kinerja TELE)
Pada semester I 2016, Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 12,89 triliun atau naik 42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis voucher yang memberikan kontribusi sekitar 78% dari pendapatan Perseroan.
Pada semester I 2016, kontribusi pendapatan segmen voucher terhadap pendapatan bersih Perseroan mencapai 77%, mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan 59% pada semester I tahun lalu.
Selama enam bulan pertama 2016, Perseroan meraih pendapatan bersih dari segmen bisnis voucher dan kartu perdana sebesar Rp 10,01 triiliun atau naik 87,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Transaksi Biasa
Semuel menjelaskan transaksi yang terjadi antara TiPhone dan Simpatindo adalah bisnis biasa antar sesama perusahaan swasta yang telah melalui prosedur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Baca: Transaksi Simpatindo)
Ditegaskannnya, Simpatindo yang didirikan pada 2002 lalu bukan merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Group) atau BUMN lainnya, namun perusahaan swasta murni. (Baca: Telkom di TiPhone)
Simpatindo bergerak di bidang perdagangan dan distribusi produk Telkomsel dan Telkom Flexi seperti halnya PT Telesindo Shop, anak perusahaan Perseroan.
Pengambilalihan tersebut dilatarbelakangi oleh alasan bisnis, yakni upaya Perseroan untuk memperkuat pangsa pasarnya di bidang distribusi voucher telepon seluler di Indonesia.
“Kami adalah perusahaan publik yang setiap pelaksanaan corporate action selalu dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia. Termasuk dengan proses akuisisi Simpatindo, semua dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal maupun di Indonesia secara umum,” kata Semuel.
Terkait dengan pengambilalihan tersebut, Perseroan telah melaporkan keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Januari 2015. Dalam keterbukaan informasi tersebut, Perseroan menjelaskan mengenai pembelian dan pengalihan waran atas penerbitan 50.000 saham baru dalam Simpatindo yang ditandatangani pada tanggal 22 Januari 2015.
Adapun, harga pembelian waran tersebut US$ 32 juta dan total harga pelaksanaan waran untuk memperoleh 50.000 saham baru Simpatindo sebesar Rp 50 miliar. Transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Utama.
Mengenai harga pengambilalihan tersebut, Semuel mengatakan bahwa hal itu telah ditetapkan melalui harga wajar dengan pertimbangan-pertimbangan bisnis dan valuasi yang disepakati kedua belah pihak.
Asal tahu saja, kala transaksi ini diselesaikan, banyak analis membuat kajian yang positif. Analis Maybank Kim Eng, Emanuella Clarissa, dalam riset pada 16 April 2015 menyebutkan Tiphone mendapat tambahan pangsa pasar sebesar 8% pada voucher telepon seluler, sehingga total pangsa pasarnya menjadi 20% mulai Januari 2015.
Tambahan pangsa pasar ini berpotensi menaikkan pendapatan bisnis voucher bagi emiten dengan kode saham TELE ini.(id)