Jack Ma menjadi penasihat eCommerce, Indonesia tak berdaulat di era digital?

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Rencana pengangkatan Bos Alibaba, Jack Ma, menjadi salah satu anggota dewan penasihat eCommerce di Indonesia terus menuai kontroversi.

Sejumlah pihak ada yang menyuarakan lantang penolakan, tetapi ada juga yang malu-malu menolak walau sebenarnya risih dengan kehadiran dari Jack Ma masuk dalam dewan yang isinya setingkat para menteri itu.

“Dari sudut pandang ekonomi, berita tentang Jack Ma sebagai penasehat eCommerce Indonesia sangat bagus. Tetapi meminta Jack Ma menjadi advisor dalam jajaran eksekutif itu harus memperhatikan masalah martabat dan aspek kedaulatan,” tegas Chairman Mastel Institute Nonot Harsono kepada IndoTelko, Sabtu (10/9).

Diungkapkannya, satu hal yang perlu disadari oleh para pemimpin di Trias Politika (eksekutif, legislatif, yudikatif) dan MPR adalah pergeseran peradaban yang sangat mendasar dari kehidupan fisik tatap muka menjadi kehidupan online atau kehidupan dunia maya (cyber world).

“TNI tidak boleh masuk Filipina untuk bebaskan sandera karena simbol kedaulatan. Jack Ma diminta masuk dalam urusan eksekutif dalam negeri apakah tidak dianalogikan dengan masuknya tentara asing ke dalam wilayah Negara Kedaulatan Republik Indonesia (NKRI),” sindirnya.

Sementara  CEO MatahariMall Hadi Wenas mencoba memberikan komentar yang lebih moderat. "Saya melihatnya pemerintah mau industri ini semakin mature dan kita bisa belajar banyak dari Jack Ma,” katanya.  

Namun, Hadi mengingatkan, Jack Ma memiliki sayap bisnis di sini yakni Lazada. "Mungkin harus waspada saja, jangan sampai ada conflict of interest. Pemerintah juga harus aware. Selebihnya kita akan dukung terus," katanya.

Head of Partnership & Communication MatahariMall Regan Dwinanda menambahkan, regulasi harus melindungi semua pemain nantinya. "Regulasi pasti tidak asal dibikin. Tentunya ada kolaborasi pemerintah dan pemain melalui asosiasi," ujarnya.

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara menjelaskan langkah mengajak Jack Ma masuk dalam bagian steering committee (SC) atau komite pengarah eCommerce karena butuh nama besar agar seksi dari sisi investasi. (Baca: Rudiantara dan Jack Ma

“Advisor ini terdiri dari tokoh-tokoh internasional yang relevan yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas," ujar Rudiantara.

Bahkan, Pria yang akrab disapa Chief RA ini malah tengah mencari nama besar lainnya untuk bergabung dalam dewan penasihat.  "Pokoknya nanti saya cari, walau tak mudah. Biasanya yang punya nama besar akan lihat juga benefitnya apa,” jelasnya.       

Menurutnya  Jack Ma akan menerima tawaran tersebut. Sekarang, pihak pemerintah tengah menyelesaikan proses administrasi dengan manajemen Alibaba.

Pihak alibaba juga telah memberikan pernyataan resmi  dan memberikan sinyal akan mendukung. “Komunikasi dengan pemerintah sudah berlangsung untuk memastikan bagaimana kami dapat membantu memajukan pengembangan e-commerce untuk memberdayakan UKM di Indonesia,” tulis keterangan Alibaba.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga memberikan dukungan terhadap ide Chief RA. "Barang-barang produksi industri Indonesia juga dipasarkan lewat Alibaba sekarang ini. Ada kerjasama, dua-duanya saling menguntungkan,” katanya.(id)