Wow, Laba Telkom tembus Rp 14,73 triliun hingga kuartal III-16

Alex J Sinaga(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 14,732 triliun hingga sembilan bulan pertama 2016 atau naik 27,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,545 triliun.

Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengungkapkan sepanjang sembilan bulan di tahun 2016 mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 86,19 triliun atau naik 13,8% di banding periode yang sama tahun 2015 lalu sebesar Rp 75,75 triliun.

Perolehan ini sangat didukung oleh bisnis Data, Internet, dan IT yang meningkat tajam 37% YoY. Bisnis Data, Internet, dan IT tersebut memberikan kontribusi sebesar 37,7% terhadap total pendatapan Perseroan.

“Pertumbuhan yang significant di bisnis Data, Internet, dan IT Services sejalan dengan arah perusahaan yang tengah bertransformasi menjadi digital telecommunication company. Pencapaian ini merupakan hasil upaya Telkom menjadi enabler terbentuknya digital society," katanya di Jakarta, Rabu, (26/10).  

Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) hingga sembilan bulan pertama 2016 sebesar Rp 44,38 triliun atau tumbuh 20% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,9 triliun.

Kinerja Perseroan yang mampu mencatatkan triple-double-digit growth ini ditunjang pula dari performansi salah satu anak usahanya, Telkomsel, yang juga membukukan kinerja yang sangat baik. Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 63,65 triliun dengan pendapatan digital business tumbuh 40,8% menjadi Rp 22,17 triliun dan berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 21,03 triliun.

Hingga September 2016 Telkom Group telah membelanjakan capital expenditure (capex) sebesar Rp 19,9 triliun. Capex terutama dimanfaatkan untuk mendukung bisnis broadband, baik fixed maupun mobile, seperti pembangunan infrastruktur backbone fiber optic, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel, penggelaran infrastruktur kabel laut lintas benua Dumai menuju Eropa (SEA-ME-WE5) dan Manado menuju Amerika Serikat (SEA-US), menara telekomunikasi, serta data center.

Sementara itu, Telkomsel juga telah membangun sebanyak 20.808 BTS baru, dimana sekitar 90% merupakan BTS 3G/4G. Pembangunan BTS berkemampuan 3G/4G tersebut sejalan dengan fokus untuk mengembangkan bisnis digital. Dengan demikian, hingga September 2016 total BTS yang dioperasikan Telkomsel mencapai 124.097 unit atau tumbuh 23,6% dalam kurun satu tahun ini dan sebanyak 59,4% diantaranya merupakan BTS 3G/4G.

Tercatat hingga September 2016, Telkomsel melayani sebanyak 163,7 juta pelanggan di seluruh Indonesia atau meningkat 10,2% YoY. Tercatat pula 46,7% atau 76,4 juta pelanggan telah menggunakan perangkat 3G/4G yang berarti melonjak sebesar 37,3% YoY.

Sementara itu Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen mengungkapkan bahwa pelanggan mobile broadband (Flash) mengalami peningkatan, dimana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 33,1% menjadi 50,48juta.

“Semakin membaiknya kinerja keuangan Telkomsel tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang diikuti dengan meningkatnya Average Revenue Per User (ARPU) akibat melonjaknya penggunaan mobile broadband,” jelas Harry.

Pelanggan bisnis fixed broadband tumbuh 15,4% menjadi 4,3 juta pelanggan dimana sebanyak 1,52 juta diantaranya merupakan pelanggan Triple Play IndiHome.

Untuk periode Kuartal III 2016 ARPU IndiHome mencapai Rp 313 ribu, meningkat dibandingkan periode Kuartal II 2016 yang sebesar Rp 300 ribu, sedangkan khusus untuk bulan September 2016 ARPU IndiHome mencapai Rp 326 ribu.

Guna meningkatkan penetrasi IndiHome, Perseroan tengah gencar meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, baik melalui peningkatan kapabilitas maupun penambahan tenaga teknisi, serta meningkatkan layanan penjualan dan purna jual.

Hingga September 2016, Telkom mengalami peningkatan beban perusahaan sebesar 8% dari Rp 51,77 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 55,92 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan yang meningkat sebesar 10,3% dari periode tahun lalu menjadi Rp 23,62 triliun.

Meningkatnya beban operasional dan pemeliharaan tersebut sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung pertumbuhan bisnis digital, baik di seluler maupun fixed-line termasuk perluasan layanan IndiHome.

Saat ini Telkom tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) serta memodernisasi seluruh Sentral Telepon Otomat (STO) untuk menunjang percepatan bisnis digital khususnya IndiHome.

“Performansi Telkom Group harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan bisnis dan memenuhi harapan stakeholder yang juga terus meningkat,” pungkas Harry M Zen.(id)