MASTEL dukung aksi Mafindo lawan Hoax

ilustrasi

JAKARTA (IndoTelko) –  Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) memandang momen Aksi Turn Back Hoax yang akan diselenggarakan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) secara serentak di 7 Kota pada hari Minggu, 8 Januari 2017, memiliki makna yang penting.

“Sebab, aksi ini akan melibatkan masyarakat secara terbuka dan mengedepankan peran masyarakat sebagai pelaku sentral dalam membangun kondusivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Bidang Kebijakan Strategis Mastel Teguh Prasetya dalam rilisnya, Jumat (6/1).

Dikatakannya, agar peran masyarakat lebih dioptimalkan, MASTEL baru-baru ini (29/12/2016) telah meluncurkan Aplikasi MASTEL Mobile yang dapat mempermudah masyarakat dalam mencari referensi dan melakukan validasi terkait informasi hoax yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang berasal dari berbagai macam channel sosial media seperti facebook, situs web, twitter dan lainnya.    

Pria yang akrab disapa TP ini menyatakan gerakan ini memerlukan dukungan banyak pihak karena penanganan berita Hoax hanya bisa dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh kekuatan bangsa. Diantaranya MASTEL, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia) beserta para anggotanya.

“MASTEL berkeyakinan, Hoax bisa diberantas apabila masyarakat Indonesia bersatu dalam upaya pendidikan melawan hoax dan bersama-sama menjalankan resolusi Lawan Hoax Dari Masyarakat Untuk Masyarakat,” tegasnya.

Adapun resolusi itu berisikan:
1. Pendidikan melawan hoax dan gerakan bersama untuk membangkitkan kesadaran kritis akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan integritas
2. Membangun dan memperkuat gerakan pengawasan (watchdog) berbasis crowdsourcing terhadap seluruh bentuk Hoax yang beredar di tengah Masyarakat
3. Memperkuat gerakan turn back hoax di tingkat daerah bersama para pelaku industri agar terbentuk komunitas sebagai strategis dalam melawan penyebaran hoax
4. Mendorong dan berperan aktif dalam upaya penangkalan informasi hoax di semua tatanan masyarakat, mulai dari diri sendiri, keluarga, tetangga, tempat bekerja, dst., demi terwujudnya masyarakat cerdas literasi dan tidak mudah terprovokasi.

Menkominfo Rudiantara dalam rilis Mastel dinyatakan mendorong agar gerakan ini tetap menjadi gerakan dari masyarakat. "Nanti ada saatnya disinerjikan dengan pemerintah,” saran Rudiantara.

Senada dengan Menkominfo, Dirjen APTIKA Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan dirinya dalam hal ini sangat yakin untuk berada di pihak yang melawan hoax.

Asal tahu saja, sejak gerakan Turn Back Hoax digulirkan beberapa waktu lalu menimbulkan pro kontra di ranah dunia maya. Bagi pihak yang kontra menilai gerakan ini tak netral dan cenderung memojokkan pihak-pihak yang mengkritik pemerintah.

Bahkan, di media sosial tersebar papan klasemen versi aplikasi Turn Back Hoax media-media yang dianggap suka menyebarkan berita bohong dimana salah satunya adalah media nasional yang telah berusia puluhan tahun.

Dukungan dari Mastel terhadap gerakan ini diharapkan bisa menepis isu-isu miring terhadap aksi massa ini walau sebenarnya keanggotaan dari Mastel terdiri dari berbagai organisasi dan individu yang tentunya tak bisa dilepaskan terafiliasi pada kepentingan tertentu.

Hal yang pasti, pemerintah mulai serius memberantas fenomena Hoax. Bahkan, pembentukan Badan Siber Nasional (Basinas) akan dikebut pada bulan ini. Fungsi badan tersebut adalah memayungi badan siber yang telah ada seperti cyber security di polisi, cyber intelligent di BIN, cyber defence di Kemhan, dan  cyber war di TNI.

Tugas Basinas adalah memproteksi serta melindungi kegiatan siber secara nasional. Rencananya, Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) akan dijadikan embrio pembentukan Basinas. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pun kabarnya telah menyiapkan 50 orang ahli IT untuk Basinas yang berada di bawah tanggung jawab Kemenko Polhukam.(id)