Belanja modal Angkasa Pura II akan banyak disedot untuk digitalisasi

Muhammad Awaluddin(dok)

TANGERANG (IndoTelko)  – PT Angkasa Pura II (AP II) akan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 9 triliun untuk menunjang ekspansinya tahun ini dimana sebagian besar akan dialokasikan untuk aksi digitalisasi guna mewujudkan smart airport di bandara-bandara yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

"Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sekitar Rp 9 triliun yang sebagian alokasinya digunakan untuk memperkuat infrastruktur digital. Infrastruktur digital tersebut tentunya bertujuan untuk peningkatan pelayanan, mempermudah serta mempercepat proses bisnis, yang pada intinya guna memaksimalkan kinerja bandara secara keseluruhan,” ungkap Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam pesannya ke IndoTelko, Minggu (8/1).

Diungkapkannya, infrastruktur digital yang akan dibangun diantaranya pengembangan platform Mobile Apps, Baggage Handling System, Self Checkin System, Airport Management System, Building Management System, CCTV system, Parking System, dan lainnya.

"Strategi untuk menghadirkan infrastruktur digital itu sesuai dengan konsep 3B yakni Build, Buy, atau Borrow. Jadi, kita lihat di item-item tertentu mana yang cocok di build sendiri, dibeli saja, atau borrow. Kita sudah tetapkan anak usaha Angkasa Pura Solusi (APS) untuk fokus di Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini," ulasnya.

Terminal baru
Ditambahkannya, tak lama lagi akan beroperasi sejumlah terminal baru di bandara-bandara yang dikelola AP I seperti Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Depati Amir di Pangkalpinang, Bandara Silangit di Tapanuli Utara, Bandara Supadio di Pontianak, serta Bandara Soekarno-Hatta yakni Terminal 3 khusus penerbangan internasional.

Tampilan sentuhan digital di Bandara Soekarno-Hatta

“Terminal baru dengan kapasitas penumpang yang meningkat serta luas jauh lebih  besar akan mendukung perseroan dalam melakukan ekspansi khususnya dalam bisnis nonaeronautikal. Pada 2018, kami menargetkan kontribusi bisnis nonaeronautikal seperti retail, jasa, properti, kargo, dan sebagainya dapat mencapai 60% dari saat ini masih di bawah 50%. Lebih dari itu, terminal baru juga diproyeksikan dapat meningkatkan konektivitas di dalam negeri serta dengan dunia internasional,” katanya.  

Adapun satu terminal baru telah dioperasikan pada tahun ini yaitu Terminal Baru khusus untuk penerbangan internasional di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Terminal ini melengkapi terminal baru untuk rute domestik sehingga total kapasitas di Bandara Husein Sastranegara dapat menampung  3,4 juta penumpang per tahun.

Kemudian pada minggu depan tepatnya tanggal 11 Januari 2017 akan dioperasikan Terminal Baru Bandara Depati Amir di Pangkalpinang. Terminal ini berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun dan telah dipersiapkan juga untuk dapat melayani penerbangan internasional.

Pada April 2017 ini juga akan dioperasikan Terminal 3 untuk penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta, di mana tahap pertama yang akan beroperasi adalah airline Garuda Indonesia untuk rute internasional. Kemudian, maskapai yang terafiliasi di dalam Skyteam mulai membuka rute internasional di Terminal 3 pada bulan Mei tahun ini, dan nantinya pada bulan Juli tahun ini seluruh maskapai akan melayani penerbangan internasional di Terminal 3.

Sementara itu pembangunan Terminal Baru Tahap II di Bandara Supadio, Pontianak, saat ini hampir usai dan diperkirakan pada pertengahan tahun dapat mulai dioperasikan sehingga nantinya total luas terminal di bandara tersebut menacapai 32.000 m2 untuk menampung 3,8 juta penumpang per tahun.

Terminal Baru di Bandara Supadio ini diyakini dapat menarik minat maskapai untuk membuka rute-rute baru dari dan ke Pontianak khususnya penerbangan internasional.

Bandara lainnya yang dikembangkan AP II secara keseluruhan adalah Bandara Silangit di sisi darat maupun sisi udara.

Bandara Silangit nantinya akan memiliki Terminal Baru seluas 1.706 m2 untuk menampung 100.000 penumpang per tahun yang dilengkapi area komersial. Sementara itu di sisi udara, landas pacu atau runway dikembangkan menjadi 2.650 x 45 m dengan ketebalan 42 pcn sehingga dapat didarati oleh pesawat Boeing 737-800 Next Generation atau sekelas.

Pada tahun 2016 lalu, traffic penumpang di AP II sudah menembus 94.5 juta penumpang. Untuk tahun 2017 ini, traffic penumpamg di 13 bandara bandara AP II diperkirakan akan menembus 100 juta penumpang dan volume kargo akan didorong untuk menembus 800 ribu ton.

Di bisnis kargo, melalui Anak usaha, PT Angkasa Pura Kargo akan membuat proyek cargo village atau kampung kargo di Bandara Soekarno Hatta. Kampung kargo tersebut akan dibangun di lahan seluas 90 hektar dengan total nilai investasi Rp 2,5 triliun.

Rencananya dalam cargo village tersebut terdiri dari terminal kargo yang dapat menjadi hub internasional dan gudang atau Pusat Logistik Berikat. Bangunan terminal kargonya nantinya akan terbagi dua yaitu untuk domestik dan internasional seluas 162.000 m2 dari luas lahan 90 hektar.

Nantinya, kampung kargo atau cargo village ini akan dibangun di area Bandara Soekarno-Hatta. Tepatnya di dekat area Perkantoran Gedung Garuda City Center.

Kehadiran infrastruktur baru di kargo ini meningkatkan kapasitas terminal kargo dari yang telah ada saat ini berkapasitas 780 ribu ton untuk tonase kargo menjadi 1,5 juta ton untuk tonase kargo. Luas lahan pun akan meningkat dari sebelumnya 30 hektar menjadi 90 hektar.

Tender bagi pembuatan operator terminal kargo akan dilaksanakan pada Februari 2017, asing pun bisa ikut meramaikan lelang ini. Sementara untuk pembuatan infrastrukturnya dibuka sepenuhnya untuk investor lokal. Diperkirakan untuk membuat kawasan kampung kargo ini membutuhkan dana Rp 2,3-2,5 triliun yang dipasok dari kas perseroan.

Dana tersebut dialokasikan untuk membangun sejumlah fasilitas di atas lahan seluas 90 hektar di komplek Bandara Soekarno Hatta. Beberapa fasilitas yang akan dibangun misalnya tempat parkir pesawat atau apron, perkantoran, parkir mobil dan truk serta fasilitas sosial lainnya.

Fasilitas ini dibangun dengan tujuan mempersiapkan Bandara Soetta sebagai pusat distribusi atau hub kargo antar negara khususnya di kawasan Asia. Selama ini, hub kargo melalui jalur udara masih didominasi oleh negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Kalau dulu saya bisa bangun 300 Kampung UKM Digital selama berbakti di Telkom dan menggerakkan bisnis jutaan pelaku UKM, tentunya dengan Kampung Kargo nantinya, Asia Tenggara yang bergerak karena Soekarno-Hatta itu salah satu bandara yang paling terkoneksi lho," pungkas mantan Direksi Telkom itu.(id)