Rudiantara: Kominfo tak ingin menjadi Deppen

ilustrasi

JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tak akan menjelma menjadi Departemen Penerangan (Deppen) ala orde baru dalam memerangi berita palsu atau hoax di dunia maya.

“Kominfo tak ada keinginan sedikit pun untuk kembali ke cara-cara Orde Baru dalam menangkal Hoax,” tegasnya seperti dikutip dari laman Kominfo (16/1).  

Dikatakannya, Kominfo hanya akan menapis konten di internet sesuai kebutuhan.  “Tidak semuanya kita kontrol," papar Rudiantara.

Sebelumnya, Rudiantara mengatakan pemerintah fokus untuk menggunakan sosialisasi literasi dan konsultasi publik untuk menangani penyebaran hoax. (baca: melawan Hoax

Menurut Menkominfo langkah sosialisasi literasi lebih baik dibandingkan pemutusan akses situs. (Baca: Polemik Hoax)

"Dalam dunia maya tidak boleh gebyah uyah (menganggap semua sama), di mana dalam media sosial terdapat messaging system untuk publik dan pribadi, dan media harus menempatkan Dewan Pers sebagai lokomotif pers," jelasnya.

Rudiantara pun dalam berbagai kesempatan meminta netizen tak perlu khawatir dengan adanya  Badan Siber Nasional (Basinas) nantinya karena  bukan untuk mengawasi sektor privat atau ranah pribadi.

Basinas dibentuk dengan tujuan untuk membentengi sektor vital di Indonesia yang kini tengah mengalami era digitalisasi. Ketiga sektor tersebut yakni perbankan, transportasi, dan energi.

"Kalau mengacu pada dunia yang demikian, rasanya kan tidak mungkin orang beli tiket pesawat di biro travel dan semuanya dilakukan secara manual, semua sudah digital. Makanya Badan Siber Nasional bukan mengawasi sektor privat," katanya.

Asal tahu saja, pemerintah memang tengah memutar akal untuk bisa menangkal hoax di dunia maya. Berbagai wacana digulirkan mulai dari membentuk basinas, satgas antihoax, labelisasi konten, dan lainnya.

Aksi kongkrit yang telah dilakukan Kominfo adalah memblokir portal atau situs yang dianggap memuat konten negatif. Namun, aksi ini banyak ditentang karena dianggap mengekang kebebasan informasi.

Sementara netizen menawarkan solusi yang beradab adalah literasi media untuk mengenali hoax sekaligus bisa membongkar pencitraan yang dilakukan melalui media massa.(id)