JAKARTA (IndoTelko) – PT XL Axiata Tbk (XL) berhasil mencatat keuntungan sebesar Rp 376 miliar sepanjang 2016 berbanding terbalik dengan kondisi 2015 dimana mengalami kerugian Rp 25 miliar.
Keuntungan tersebut diperoleh dari dampak positif atas penguatan Rupiah terhadap dollar AS, serta hasil dari penjualan menara di periode tersebut.
"Pada tahun 2016, fokus utama kami adalah meningkatkan cakupan dan kualitas jaringan data XL sebagai bagian dari strategi Transformasi untuk membangun bisnis layanan data yang kuat. Selanjutnya, dengan selesainya berbagai inisiatif pengelolaan neraca keungan (Balance Sheet Management) dan tercapainya berbagai efisiensi biaya yang dilakukan, kami telah membangun fondasi untuk bisa meraih kinerja yang lebih baik di tahun 2017,” ungkap Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/2).
XL Axiata berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 21,4 triliun sepanjang 2016 atau turun 7% dibandingkan 2015 sebesar Rp 22,9 triliun. Pasokan pendapatan berasal dari layanan telekomunikasi sebesar Rp 20,3 triliun dan layanan telekomunikasi lainnya Rp 1,07 triliun.
Layanan 4G dari XL kini telah mencakup hampir 100 kota di berbagai daerah, dengan lebih dari 8.200 BTS 4G. Pembangunan jaringan 4G LTE tersebut, juga diimbangi dengan penggelaran jaringan 3G di frekuensi 900 MHz (U900), yang telah berhasil meningkatkan kualitas layanan 3G khususnya di luar Jawa secara signifikan.
Sementara peningkatan penetrasi smartphone sebesar 21% menjadi 63% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Berarti pula semakin banyak pelanggan Data memilih jaringan XL. Dengan demikian, per akhir tahun 2016 XL memiliki 29 juta pelanggan yang telah menggunakan smartphone dan meningkat 64% dari periode yang sama tahun lalu.
Total pelanggan yang dimiliki XL sebanyak 46,5 juta nomor naik 11% dibandingkan periode sama tahun lalu 41,9 juta nomor. Average Revenue Per User (ARPU) di 2016 sebesar Rp 35 ribu naik tipis dari Rp 34 ribu di 2015.
"Kami sangat senang dengan pencapaian pertumbuhan pelanggan Data. Hal ini bisa kita lihat secara jelas dari pertumbuhan penetrasi smartphone dan peningkatan trafik Data, bahwa kami telah mendapatkan pelanggan yang tepat. Kami akan terus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja 2017 yang lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya,” katanya.
Menurut Dian, pada tahun 2016, pendapatan XL menurun sebagai dampak dari pergeseran atas layanan legacy (voice dan SMS) ke Data. Namun, tren di semester kedua 2016 menunjukkan hasil yang lebih positif bagi XL. Per Q4 2016, pendapatan Data mampu menyumbang 50% dari total pendapatan XL, atau lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 31%. Sehingga, pada Q4 2016, Gross Revenue tumbuh didorong oleh pertumbuhan pendapatan data.
Pada tahun 2016 lalu, XL menjalankan penghematan di seluruh aktivitas bisnis, terutama pada perpanjangan sewa menara. Hasilnya, XL telah mampu mendorong peningkatan profil biaya dan profitabilitas bisnis yang lebih baik secara keseluruhan.
Dengan demikian, margin EBITDA XL meningkat 1,0% menjadi 37,6% pada tahun 2016 dibandingkan dengan 36,6% pada tahun 2015. Sedangkan EBITDA di 2016 sebesar Rp 8,058 triliun turun tipis 1% dibandingkan 2015 sebesar Rp 8,3 triliun. XL sepanjang 2016 hanya mengeluarkan belanja modal sebesar Rp 5,58 triliun. Pada 2017, belanja modal yang dianggarkan Rp 7 triliun.(id)