Ganti Dirut, Ini target INTI di 2017

Manajemen INTI Baru (dok)

BANDUNG (IndoTelko)  – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI secara resmi mengumumkan formasi baru direksinya menyambut tahun ayam api.

Perubahan formasi diputuskan berdasar Keputusan Menteri BUMN No. SK-31/MBU/02/2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan PT Industri Telekomunikasi Indonesia tertanggal 14 Februari 2017.

Susunan Direksi sebelumnya periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, adalah:

- Tikno Sutisna (Direktur Utama)

- Adiaris (Direktur Bisnis)

- Nilawati Djuanda (Direktur Keuangan)

Susunan Direksi yang baru adalah sebagai berikut :  

- Darman Mappangara (Direktur Utama)

- Adiaris (Direktur Bisnis)

- Nilawati Djuanda (Direktur Keuangan)

Darman Mappangara, M.Eng.Sc., MBA. sebelumnya menjabat menjadi Direktur Operasi 1 selama 2016 di PT Len Industri (Persero).

Kandidat doktor Ilmu Manajemen di Universitas Padjadjaran inipun pernah menjabat sebagai Direktur Teknologi & Manufaktur selama periode 2007-2016, serta Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk periode 2010-2012 di PT Len Industri.
 
Selain tanggung jawab utama di perusahaan tersebut, pria kelahiran Makassar, 11 Januari 1968 itu juga bertugas sebagai Komisaris Utama di PT Surya Energi Indotama, hingga akhir masa jabatannya di PT Len Industri.

Terhitung 14 Februari 2017, Darman secara resmi akan memimpin PT INTI bersama Adiaris dan Nilawati Djuanda untuk masa jabatan 2017-2020.

Dalam rilisnya dinyatakan, dengan susunan manajemen baru tersebut, INTI siap untuk meneruskan kinerja untuk mencapai target 2017 melalui tiga strategic business unit (SBU) Broadband yang mendapat tanggung jawab target penjualan sebesar Rp 737,988 miliar, Smart Energy sebesar Rp 345,678 miliar, serta Defence & Digital Service sebesar Rp 539,219 miliar.

Harapannya, target tersebut bisa tercapai melalui inovasi produk dan jasa Set Top Box, Optical Network Termination (ONT), Spare Part Management System (SPMS), Converter Kit, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), i-Perisalah Smart Meeting, KTP-el Reader, e-Voting, Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADSB), Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (Sindila), Sistem Monitoring Kehandalan Struktur Jembatan (Simbagas), INTI Smart Exchange (ISE), dan produk lainnya, sembari terus menjalankan proyek berbasis telekomunikasi.

INTI pun mencatatkan performansi di sektor energi melalui pengerjaan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sektor ini memegang secara mayoritas perolehan kontrak pada 2016 yang secara total tercatat sebesar Rp 603,91 miliar.

Proyek modernisasi jaringan akses telekomunikasi kabel tembaga menjadi fiber optik yang dikenal dengan proyek trade in trade (TITO), proyek trading dan maintenance pada sejumlah operator, serta penjualan product genuine INTI pun berkontribusi besar pada tahun ini hingga membukukan penjualan sebesar Rp 678 miliar.

Kinerja korporasi pada tahun 2017 ditargetkan akan semakin baik. Hal itu diindikasikan melalui perolehan proyek pembangunan PLTS terpusat untuk Provinsi Papua dan Papua Barat senilai Rp 21,813 milyar.

Proyek ini merupakan bentuk kepercayaan Kementerian ESDM kepada PT INTI (Persero) yang pada tahun 2016 tuntas menggarap proyek PLTS dengan kapasitas daya sebesar 2,16 MWp pada 57 lokasi di seluruh Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 290,58 miliar.(wn)