JAKARTA (IndoTelko) – Grab, platform aplikasi pemesanan kendaraan, memperkenalkan GrabShare, sebuah layanan carpool komersial pertama dari Grab yang tengah diujicoba di Jakarta.
Dengan GrabShare, penumpang dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dengan tarif yang lebih terjangkau, sementara mitra pengemudi akan memperoleh pendapatan lebih besar dengan menerima dua pemesanan penumpang dalam satu perjalanan.
GrabShare adalah layanan transportasi ketujuh yang tersedia di Jakarta, melengkapi layanan roda empat Grab lainnya, GrabTaxi (pemesanan taksi) dan GrabCar (pemesanan mobil).
“Grab melihat adanya peluang untuk meningkatkan kualitas perjalanan harian dan mengurangi kemacetan dengan menekan jumlah komuter yang melakukan perjalanan seorang diri, di mana banyak mobil yang seringkali hanya membawa satu orang penumpang melintasi jalan-jalan ibukota,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, kemarin.
Menurutnya, konsep carpool sukses diperkenalkan di Singapura, Malaysia, dan Filipina sejak Desember 2016, GrabShare secara efektif telah menarik lebih banyak penumpang baru ke platform Grab.
GrabShare memasangkan dua pemesanan penumpang yang memiliki rute perjalanan searah dan hanya memperbolehkan maksimal empat penumpang dalam satu perjalanan untuk memungkinkan penumpang mencapai lokasi tujuannya dengan segera namun tetap merasa nyaman sepanjang perjalanan.
Sebelum sampai di tujuan, penumpang hanya akan menempuh paling banyak dua titik pemberhentian. Sebagai contoh, jika penumpang A memulai perjalanannya dan dipasangkan dengan penumpang sesuai dengan rute yang paling efisien, maka penumpang A hanya akan berhenti dua kali untuk menjemput dan mengantarkan penumpang B.
Dirancang di tiga pusat R&D Grab di Singapura, Seattle, dan Beijing, algoritma sistem pencocokan GrabShare menjamin penumpang mencapai lokasi tujuan dalam waktu sesingkat mungkin.
Algoritma berperan dalam menghitung dan menentukan pencocokan dengan mempertimbangkan ketersediaan suplai mitra pengemudi yang berada dalam jarak terdekat, waktu perjalanan, rute perjalanan yang saling berkaitan, jarak perjalanan memutar, dan kondisi lalu lintas terkini sebelum mengurutkan lokasi penjemputan dan pengantaran.
Bagi mitra pengemudi, GrabShare difokuskan untuk memaksimalkan potensi pendapatan dengan menekan waktu dan jarak yang ditempuh dalam satu perjalanan, sehingga memungkinkan mitra pengemudi untuk menerima lebih banyak pemesanan per jam dan meningkatkan pendapatannya seraya mengurangi konsumsi bahan bakar.
Layanan ini memungkinkan penumpang berbagi mobil dengan penumpang lainnya yang memiliki rute perjalanan searah dan maksimal empat penumpang dalam satu perjalanan. Dalam satu kali pemesanan, maksimal penumpang yang dapat dibawa adalah dua orang.
Algoritma akan membantu menentukan lokasi penjemputan penumpang serta penumpang mana yang akan turun lebih dulu agar perjalanan efisien. Agar perjalanan lebih efektif, maksimal hanya ada dua pemesanan dalam satu perjalanan.
Dengan sistem tersebut memungkinkan tarif perjalanan lebih hemat daripada layanan Grabcar hingga 50%. Tarif bergerak antara supply dan demand. Artinya, bila permintaan sedang tinggi, harga dapat naik. Sebagai perbandingan, jarak Karet Kuningan menuju SCBD saat pukul 17.00, tarif yang dikenakan oleh GrabShare Rp25.000 sementara GrabCar sebesar Rp35.000.
“GrabShare dirancang untuk mempertemukan kebutuhan mitra pengemudi dan penumpang untuk memberikan pengalaman carpool terbaik di Jakarta – penumpang dapat menikmati perjalanan yang menyenangkan bersama teman, sementara mitra pengemudi memperoleh pendapatan lebih besar dari perjalanan carpool yang lebih pendek,” katanya.
Asal tahu saja, setiap tahun, jumlah kendaraan di Jakarta terus mengalami peningkatan yang berakibat pada semakin parahnya kemacetan di ibukota.
Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, mobil berada di posisi kedua setelah sepeda motor sebagai kendaraan yang menjadi penyebab dominan kemacetan Jakarta pada 2014 dengan persentase sebesar 18,64%1.
Pada tahun yang sama, tingkat pertumbuhan mobil di kota ini telah mencapai 8,75%, menjadikannya sebagai pertumbuhan terbesar kedua setelah sepeda motor2 dan mengakibatkan kerugian masyarakat hingga Rp 150 triliun per tahun berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun mengeluarkan wacana akan membatasi kuota dari moda angkutan online agar ada kesetaraan dengan angkutan tradisional. Sebelumnya, juga digulirkan penerapan tarif batas bawah dan tarif batas atas bagi ridesharing ini.
Semua wacana itu masuk dalam revisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Dalam beleid ini juga akan mengatur mengenai penggunaan mobil Low Cost Green Car (LCGC). Kendaraan tersebut akan tetap dikenakan aturan yang berlaku mengenai SIM, STNK dan uji KIR.(id)