JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mengalokasikan dana Rp 2,1 triliun atau 30% dari total belanja modal Rp 7 triliun untuk melakukan modernisasi jaringan selama 2017.
"Kami ingin fokus menuju perusahaan layanan digital (digital-focused company). Dari belanja modal sekitar Rp 7 triliun sekitar 30% dialokasikan untuk modernisasi jaringan, mulai dari bangun tambahan 4 ribu KM kabel optik, modernisasi TDM ke IP, dan lainnya," ungkap Direktur XL Yessie D. Yosetya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)di Jakarta, Jumat (31/3).
Diungkapkannya, pada 2017 jaringan akses broadband juga menjadi salah satu prioritas yang dibangun perseroan. Pada 2016 telah dibangun 8.200 BTS 4G dan 11.000 BTS U 900. Di 2017 targetnya akan ada 16.000 BTS U900 dan 17.000 BTS 4G. Saat ini layanan 2G dari XL telah menjangkau 93% populasi, 3G (91% populasi), dan 4G (53% populasi).
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menambahkan, perseroan agresif membangun dan modernisasi jaringan untuk meningkatkan penetrasi pasar di luar Jawa. "Kita ada catatan untuk pendapatan di luar Jawa dimana sempat menurun karena pembangunan kurang agresif. Kuartal terakhir tahun lalu kita kejar pembangunan dan mulai terjadi traksi pendapatan," kata Dian.
Dian menjelaskan, saat ini kontribusi layanan data bagi total pendapatan XL sudah 53%, namun ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan yakni meningkatkan Average Revenue Per User (ARPU). "ARPU data kita naik, tetapi ARPU suara turun karena ada pergeseran perilaku dari pelanggan. Sekarang ini yang lakukan panggilan suara dengan circuit switch itu kecil, malah besar IP Call," ulasnya.
Walau kondisi secara keuangan terjadi hal seperti itu, perseroan tetap yakin pertumbuhan di masa mendatang hanya akan datang dari bisnis layanan data dan layanan digital. "Karena itu, membangun kapabilitas pada bisnis data adalah kunci bagi XL Axiata untuk bisa tumbuh lebih baik di di masa mendatang,” tegasnya.
Rencana Digitalisasi
Selanjutnya, sebagai perusahaan digital, manajemen XL Axiata juga akan melakukan langkah penyelarasan rencana digitalisasi dengan simplifikai bisnis. Digitalisasi akan dilakukan dalam 3 kategori. Pertama, pada kategori customer centricity, menyederhanakan semua produk layanan yang sebelumnya cukup kompleks menjadi lebih simpel dan personalized sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan.
Saat ini XL Axiata telah menghadirkan ekosistem digital di semua platform dengan nama “myXL”. Melalui semua platform digital myXL yang terdiri dari media sosial, aplikasi mobile, layanan pelanggan digital (e-care), website, forum, maka pelanggan akan lebih mudah berkomunikasi dengan XL Axiata untuk mendapatkan berbagi informasi, baik terkait produk layanan, penanganan keluhan, hingga informasi bersifat korporat. Sampai saat berbagai platform digital myXL terus mengalami peningkatan. Twitter myXL memiliki 1,28 juta follower, FaceBook myXL (5 juta fans), Instagram myXL (31 ribu), YouTube myXL (38,2 ribu ), dan LINE (2,3 juta follower).
Masih terkait customer centricity, pada sisi digital marketing dan digital analytics, XL Axiata juga telah mengoptimalkan kemampuan analisa data pelanggan untuk selanjutkan digunakan untuk penyediaan layanan yang disesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan digital saat ini. Paket layanan tersebut adalah paket YouTube Tanpa Kuota. Hal ini disesuaikan dengan tingkat konsumsi pelanggan digital atas konten-konten video. Salah satu konten video yang memiliki akses tertinggi adalah siaran sepakbola. Karena itu pula, XL Axiata telah bekerjasama pula dengan Genflix, aplikasi penyedia layanan siaran sepakbola English Premiere League.
Kedua, pada kategori business process, mengubah proses bisnis yang kompleks menjadi lebih efisien pada eksekusi dan operasionalnya. Ketiga, pada sisi fondasi, perusahaan akan fokus menyediakan infrastruktur layanan digital yang didukung dengan cara kerja dan budaya kerja digital (digital culture). XL Axiata telah berusaha keras untuk menyediakan infrastruktur yang berkualitas dan mampu menopang penyelenggaraan layanan data digital sesuai ekspektasi pelanggan.
Sementara terkait hasil RUPST, pemegang saham menyetujui alokasi penggunaan Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2016 sebagai cadangan umum yang disyaratkan oleh UU No. 40 Tahun 2007 sebesar Rp 100 juta dan sisanya untuk dicatat dalam Saldo Ditahan guna mendukung pengembangan usaha perseroan.
“Rapat juga menyetujui bahwa sesuai dengan kebijakan Dividen, Perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham dengan pertimbangan bahwa Perseroan membukukan rugi tahun berjalan setelah penyesuaian. Untuk itu kami mohon keputusan ini bisa dimaklumi oleh para pemegang saham,” kata Presiden Komisaris XL Axiata, Dr. Muhammad Chatib Basri
Selanjutnya, RUPST juga memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Selain itu, rapat juga sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Perseroan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2016 sepanjang tercermin dari Laporan Tahunan dan tercatat pada Laporan Keuangan Perseroan dan bukan merupakan tindak pidana atau pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terkait perubahan susunan Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan, RUPST juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Bapak Chari TVT dari jabatannya sebagai Komisaris Perseroan dan mengangkat Bapak Vivek Sood, sebagai Komisaris Perseroan untuk menggantikan Bapak Chari TVT.
Sebagai Mata Acara terakhir dalam rapat, Perseroan menyampaikan kepada Pemegang Saham, Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan Tahap I sebesar Rp 1,5 triliun yang keseluruhan dananya di pergunakan oleh Perseroan untuk kebutuhan modal kerja dalam rangka pembayaran biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio 2G kepada Pemerintah untuk periode Desember 2015 – Desember 2016 yang besarannya ditentukan oleh Keputusan Menkominfo.
Lebih lanjut, Perseroan juga menyampaikan kepada RUPST Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas II (Rights Issue) sebanyak 2.137 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham, yang seluruh dana hasil perolehan Rights Issue digunakan seluruhnya untuk pembayaran kembali atas seluruh hutang Perseroan kepada Pemegang Saham Utama, sebesar US$ 500 juta untuk mendanai akuisisi AXIS pada tahun 2014.(id)