Penjualan reksadana melalui Bareksa tembus Rp 200 miliar

Presiden Komisaris Bareksa Mahendra Siregar (tengah) memberikan penjelasan mengenai investor dan perkembangan fintech di Marketplace Finansial Bareksa didampingi Presiden Direktur Bareksa Karaniya Dharmasaputra dan CEO DOKU Thong Sennelius dalam konferensi pers di Jakarta 6 April 2017.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Portal marketplace Bareksa.com mengaku hingga 6 April 2017 telah memiliki lebih dari 32.000 nasabah reksa dana dengan total dana yang telah diinvestasikan mencapai hampir Rp200 miliar.

"Capaian ini terbilang pesat, mengingat marketplace reksa dana Bareksa baru diluncurkan dua tahun lalu, pada Januari 2015 dan mengingat jumlah investor reksa dana di Indonesia baru berjumlah sekitar 491.000 per Maret 2017, berdasarkan data KSEI," ungkap Co-founder dan Presiden Direktur Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, kemarin.

Menurutnya, masih besar peluang bagi Bareksa untuk tumbuh mengingat jumlah investor reksa dana di Indonesia yang masih sekitar 0,13% dari jumlah penduduk.
 
"Kami tentu mau ekspansi dan  Bareksa telah membuka putaran investasi ke-1 (1st round investment). Dalam proses ini, telah diadakan pembahasan dengan tiga calon investor—di antaranya terdapat investor asing yang secara serius mengajukan minat. Setelah dilakukan pembicaraan intensif dan due dilligence, pilihan jatuh kepada PT Gemilang Dana Sentosa (GDS) yang dimiliki oleh beberapa pemegang saham DOKU. Investasi ini memiliki nilai strategis bagi perkembangan Bareksa ke depan,” katanya.
 
Dijelaskannya, GDS dipilih karena merupakan investor utama DOKU yang menjadi salah satu perusahaan mobile wallet dan payment gateway terbesar di Indonesia, sehingga memiliki nilai strategis ke depan. Bareksa sendiri sebelum ini telah menjalin kemitraan dengan DOKU dalam menyediakan fitur reksa dana online di mobile wallet DOKU.

Apalagi, kesuksesan sinergi bisnis antara payment gateway dengan marketplace reksa dana sebelumnya telah terbukti di Tiongkok, yaitu sinergi antara Alipay dan Yue Bao. Saat ini Yue Bao menjadi perusahaan investasi dengan dana kelolaan reksa dana pasar uang terbesar ketiga di dunia setelah Vanguard dan Fidelity. Dana yang dikelola telah mencapai lebih dari US$120 miliar, setara dengan 14% total PDB Indonesia.

Dinaungi oleh investor yang sama, diharapkan sinergi antara Bareksa dengan DOKU semakin lebih dalam sehingga dapat mereplikasi kesuksesan Yue Bao di Tiongkok. Menggunakan teknologi mobile payment DOKU, proses transaksi di Bareksa dapat menjadi lebih sederhana dan mudah. Biaya transaksi nasabah juga menjadi lebih murah dibandingkan dengan biaya bank.

Sejalan dengan suntikan modal dari investor strategis ini, mantan Kepala BKPM dan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar juga bergabung di Bareksa sebagai Presiden Komisaris. Mahendra kini aktif berperan dalam mendorong perkembangan ekonomi digital dan fintech di Tanah Air.

Adapun aksi korporasi masuknya GDS melalui skema investasi rights issue. Bareksa menerbitkan saham baru yang mewakili kepemilikan 20% dari total keseluruhan saham. “Kami menargetkan dalam 12 bulan ke depan, Bareksa akan kembali membuka investment round dengan basis bisnis yang sudah berlipat kali dari sekarang,” kata Karaniya.

Dana hasil rights issue pertama ini akan digunakan Bareksa untuk membangun dan meluncurkan unit bisnis baru yang sejalan dengan posisi saat ini sebagai marketplace reksa dana, pengembangan teknologi dan platform, menambah jumlah SDM dan melakukan upaya marketing secara tertarget. Pengembangan bisnis dilakukan untuk terus memperkuat visi dan posisi Bareksa untuk menjadi marketplace finansial terintegrasi yang terbesar di Indonesia.(wn)