Multipolar bidik pertumbuhan usaha 10%

Wahyudi Chandra (kedua kiri) dan Hanny Untar (ketiga kiri) melakukan swafoto dengan direksi Multipolar usai paparan publik di Jakarta, Kamis (27/4)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) membidik pertumbuhan usaha sebesar 10% dengan menggenjot bisnis penjualan perangkat lunak dan mulai membaiknya kondisi perekonomian sepanjang 2017.

Multipolar Technology sepanjang 2016 lalu meraih pendapatan Rp 1,927 triliun turun 9,9% dibandingkan periode 2015 sebesar Rp 2,14 triliun. Realisasi ini dibawah target yang dicanangkan pada 2016 dimana dibidik pertumbuhan usaha sekitar 9%. (Baca: Kinerja Multipolar 2016)

"Kami akui tahun lalu itu kinerja tak begitu bagus karena faktor kondisi perekonomian yang berdampak kepada dua pelanggan utama yakni sektor perbankan dan telekomunikasi. Di kedua sektor ini mereka memotong biaya belanja Teknologi Informasi (TI) sehingga berdampak ke bisnis Multipolar Technology," ungkap Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra kala paparan publik di Jakarta, Kamis (27/1).

Faktor lainnya yang menekan kinerja Multipolar Technology adalah bergesernya fokus dari penjualan perusahaan dari menjual perangkat keras ke perangkat lunak. "Kalau dilihat penjualan perangkat keras kita hanya Rp 1 triliun di 2016 turun dibandingkan 2015 sebesar Rp 1,2 triliun. Tapi kalau dilihat di bisnis perangkat lunak dan konsultansi itu naik. Kita mencari margin yang lebih bagus dengan perangkat lunak ini," ulasnya.

Direktur Keuangan Multipolar Technology Hanny Untar menambahkan perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 123 miliar untuk mendukung ekspansi tahun ini dimana Rp 88 miliar dialokasikan untuk anak usaha PT Visionet Data Internasional (VDI) dan Rp 17 miliar untuk PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), sisanya untuk bisnis lainnya.

"Kami ingin genjot bisnis VDI agar bisa berkontribusi dari 20% ke 22-25% untuk total pendapatan dan GTN maksimal menjadi 5% bagi total pendapatan," kata Wahyudi.

Dividen
Selanjutnya Hanny menjelaskan sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, perseroan akan menebar dividen sebesar rp 59,06 miliar atau 40% dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan di tahun 2016 sebesar Rp130,165 miliar. "RUPS menyepakati pembagian dividen tunai atas 1.875.000.000 saham sebesar Rp 31,50 per saham," pungkas Hanny.(dn)