Rudiantara: Berita Hoax seperti lingkaran setan

Rudiantara (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menilai persoalan yang terjadi terkait berita hoax seperti lingkaran setan.

“Orang melempar isu di media sosial, kemudian menimbulkan persiangan di media mainstream terutama  media elektronik  yang kemudian mengangkat isu dari medsos ke TV melalui running text. "Hal ini kemudian yang disebut lingkaran setan sehingga kita perlu memutusnya," katanya dalam Diplomatic Forum: Media Mainstream VS Media Sosial, seperti di beritakan laman Kominfo.

Diyakininya,  berita hoax atau fake news d bukan hanya menjadi isu nasional tapi juga isu global dunia. "Kita perlu stategi untuk memaksa agar hoax tidak lagi jdi isu nasional tapi global," ungkapnya.

Menurutnya, berita hoax lebih banyak ditemukan di media sosial dibanding media mainstream. "Hal ini karena di media mainstream ada cover both side. kalau media sosial orang lempar isu saja," tambahnya.

Hal ini kemudian memunculkan inisiasi yang melahirkan masyarakat anti hoax. "Beberapa pemerintah daerah seperti di Pemda Kalimantan Barat yang menginisiasi masyarakat anti hoax, juga Pemda Kalimanta Barat yang juga mendeklarasikan perang melawan hoax," jelasnya.

Dikatakannya, Media mainstream mulai menemukan ruang baru untuk menjadi rujukan dalam perangi hoax. Dewan pers juga mendorong konstituennya untuk melawan hoax. Begitu juga dengan PWI yang menggagas pembentukan Jaringan Wartawan Anti Hoax (JAWARAH).  

Jaringan Wartawan Anti Hoax sendiri dijelaskan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono bertujuan untuk menguatkan pers nasional. "Pers mainstream agar lebih kuat dan jelas, sehingga bisa menjadi media yang clean dan clear. Kita tidak ingin media menjadi penyebar hoax." jelas Margiono.

Kurang lebih ada 150 orang yang tergabung dalam jaringan ini. Nantinya akan ada dua pihak yang bekerja pada JAWARAH ini yaitu pakar dan ahli yang mempunyai komitmen untuk melakukan verifikasi informasi terkait hoax dan  mesin. "Hoax ini berkaitan dengan teknologi. Saat ini ada teknologi untuk menyaring berita hoax contohnya aplikasi Cimol dari ITB." tambah Margiono.

Ditambahkan oleh perwakilan Komunitas Pers Budiono Dharsono bahwa semua komunitas pers ikut menggagas lahirnya JAWARAH ini. Diharapkan dikemudian hari muncul berita kredibel, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. "Harapannya JAWARAH ini bisa menyegarkan pemberitaan di Indonesia dan membikin sesuatu yang positif dan berguna," tutupnya.(wn)