JAKARTA (IndoTelko) - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) akan terus berusaha menurunkan cost of capital dengan mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah.
Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
"Untuk terus mendukung peningkatan kinerja perseroan kedepan, disisi keuangan manajemen akan terus berusaha menurunkan cost of capital dengan mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kali ini telah menyetujui rencana VIVA untuk menjaminkan sebagian atau seluruh aset/kekayaannya dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari lembaga perbankan nasional dan internasional," ungkap Presiden Direktur VIVA Anindya N Bakrie dalam Public Expose usai RUPST dan RUPSLB di Jakarta (24/5).
Visi Media Asia adalah induk perusahaan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), ANTV, tvOne dan VIVA.CO.ID.
Dalam RUPST VIVA, pemegang saham menyetujui pengangkatan Rosan Perkasa Roslani yang juga ketua KADIN Indonesia menjadi Presiden Komisaris dan Anindra Ardiansyah Bakrie sebagai Wakil Presiden Direktur. ”Pengangkatan baru ini akan memperkuat jajaran Direksi dan Dewan Komisaris VIVA khususnya dalam menghadapi tantangan dan kompetisi industri media Indonesia yang semakin ketat,” kata Pria yang akrab disapa Anin itu.
Menurutnya, kinerja perseroan sepanjang tahun 2016, sangat positif dengan mencatatkan hasil kinerja keuangan yang sangat baik. Kinerja VIVA yang apik itu tidak terlepas dari keberhasilan ANTV dan tvOne dalam meningkatkan audience shares diantara 10 TV Nasional, dimana ANTV konsisten berada di Tier-1 dan tvOne terus menjadi TV berita dan olahraga nomor 1 di Indonesia.
“Pertumbuhan pendapatan VIVA di atas rata-rata industri sebesar 27,4% pada tahun 2016 yang mencapai Rp 2.685,7 triliun ini merupakan buah dari strategi yang tepat. Lebih jauh lagi, marjin EBITDA meningkat menjadi 31,95% didukung pertumbuhan pendapatan yang solid serta biaya yang terkendali, sehingga mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 408,6 miliar dibandingkan rugi sebesar Rp 511,8 miliar pada tahun 2015,” papar Anin.
Kinerja VIVA yang kinclong ini berlanjut di kuartal 1 tahun 2017 ditandai dengan peningkatan pendapatan yang signifikan dimana VIVA membukukan pendapatan sebesar Rp665,133 milliar dibandingkan pendapatan kuartal 1 tahun 2016 sebesar Rp519 milliar atau meningkat sebesar 28,1% dan pertumbuhan marjin EBITDA sebesar 22% menjadi Rp.214 miliar.
Pencapaian VIVA yang baik pada kuartal 1 tahun 2017 ini, merupakan cerminan keberhasilan strategi konvergensi untuk pertumbuhan (convergence for growth), yang telah dijalankan sejak tahun 2014, mensinergikan stasiun televisi Free to Air (FTA) ANTV dan tvOne dengan portal digital viva.co.id yang meningkatkan keterlibatan (engagement) dengan menggunakan media sosial.
“Paduan tersebut merupakan platform kuat untuk meningkatkan keterlibatan dengan pemirsa (viewers engagement) secara keseluruhan, sehingga VIVA dapat secara optimal menjangkau pemirsanya yang berjumlah sekitar 50 juta rumah tangga (household) agar tetap relevan di era digital yang dinamis ini,” tambah Anin.
Dividen MDIA
Sementara dalam RUPST PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), para pemegang saham menyetujui untuk menggunakan laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2016 sebesar 15,8% dari laba bersih Perseroan yang akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham. Sebagai Entitas Anak Perusahaan dengan ketentuan satu saham berhak menerima dividen tunai sebesar Rp.26,- atau total dividen tunai sebesar Rp.101.960.399.840,-
“Ini tahun ke-4 kami membagi dividen secara berturut-turut dan tahun ini merupakan jumlah terbesar dengan nilai dividen per saham Rp.26. Sisa laba neto sebesar Rp 543.611.301.160 akan dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur modal Perseroan," kata Direktur Utama Intermedia Capital Erick Thohir dalam paparan publiknya.
Sedangkan dalam Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten dengan kode saham MDIA ini, pemenang saham menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris Perseroan dengan pengangkatan C.F. Carmelita Hardikusumo dan Anindra Ardiansyah Bakrie masing-masing sebagai Komisaris Independen dan Komisaris yang baru.
Keputusan penting lainnya adalah persetujuan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split) atas saham Perseroan dari semula sebesar Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham atau dengan rasio 1:10 dan Persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split) atas saham Perseroan.
Pasca pemecahan nominal saham (stock split), maka jumlah saham Perseroan yang beredar di pasar skunder akan menjadi lebih banyak sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan. “Kami harapkan dengan stock split saham Perseroan ini yang didukung oleh kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang terus meningkat positif, selain akan meningkatkan likuiditas juga akan menjangkau lebih banyak investor,” jelas Erick.
Kinerja keuangan MDIA yang terus naik di tahun 2016 berlanjut di kuartal pertama 2017 dengan peningkatan pendapatan sebesar 46,7% atau Rp. 520,3 miliar dibandingkan kuartal pertama 2016. EBITDA juga meningkat 52,1% menjadi Rp. 212,8 miliar dan peningkatan Laba Bersih mencapai 59,5% atau Rp. 145,8 miliar.
Kesuksesan MDIA ini tak luput dari topangan stasiun televisi ANTV yang merupakan Entitas Anak Perusahaan. Kesuksesan ANTV dalam menyajikan konten-konten yang berkualitas tercermin dengan dominasi ANTV di seluruh segmen (time slot) dengan strategi programming yang mengkombinasikan in house production dan konten asing yang memiliki kedekatan budaya dengan Indonesia.
“Rata-rata pangsa pemirsa ANTV selama 4 bulan pertama tahun 2017 meningkat menjadi 15,6 dari 13,6 ditahun 2016 dan 11,8 ditahun 2015. Bahkan pada bulan Januari 2017 ANTV berhasil mencatatkan rekor pangsa pemirsa bulanan tertinggi yakni sebesar 17,3,” pungkas Erick.(tp)