JAKARTA (IndoTelko) – Operator seluler banyak mengorbankan trafik suara demi meraih pendapatan dari layanan data.
“Jika melihat paket data yang ditawarkan operator terlihat layanan suara dikorbankan demi mendapatkan trafik data. Soalnya tren pelanggan memang ke data dan aplikasinya. Sudah jarang di kota-kota orang menggunakan layanan suara saja,” ungkap Pengamat telekomunikasi Bambang P Adiwiyoto di Jakarta, Jumat (2/6).
Dicontohkannya, ada operator yang misalnya menawarkan tarif panggilan Rp 1 perdetik diiringi bonus kuota internet dan akses bebas kuota WhatsApp, Line, BBM, Path, Twitter, Facebook, Go-Jek, dan Grab. (Baca: Tarif Promo akan diatur)
“Kalau dilihat yang dilakukan dengan paket itu terjadi subsidi silang (cross subsidy). Soalnya pemakaian suara menurun dengan rate yang tajam, sedangkan pemakaian data meningkat dengan rate yang exponensial. Operator mencoba untuk menaikkan tarif data dan melakukan jual ikat. Hal ini dilakukan dengan menyediakan bermacam-macam jenis kuota yang dapat berdampak pada semakin tingginya tarif data. Dapat diduga bahwa pendapatan trafik data akan mensubsidi pendapatan suara yang berkurang. Dengan demikian pendapatan data akan mengkompensasikan kerugian yang diakibatkan oleh rendahnya tarif telpon, yaitu hanya Rp60/menit,” ulasnya.
Menurutnya, adanya penawaran panggilan Rp 1 per detik karena sampai saat ini Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) belum menerbitkan daftar tarif interkoneksi, sehingga masing-masing operator berpendapat bahwa tarif dapat ditetapkan sendiri.
Dalam kacamatanya, penetapan tarif percakapan Rp1/detik, operator mengorbankan pendapatan percakapan telpon dengan harapan meningkatnya pendapatan trafik data.
“Perilaku ini menyebabkan jual ikat (requirements tie-in sale). Tarif telpon Rp1 merupakan pancingan dengan harapan konsumer mendapatkan sejumlah aplikasi sehingga nantinya memanfaatkan aplikasi dengan membeli pulsa yang dijual oleh operator. Sasaran operator adalah meningkatkan penjualan pulsa dengan menggratiskan perolehan dan pemakaian aplikasi,” pungkasnya.(id)