Kapitalisasi pasar Telkom terus mendaki

Manajemen Telkom (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meneruskan tren positif dari nilai kapitalisasi pasarnya sejak awal 2017.

Emiten dengan kode saham TLKM ini pasca libur panjang Idul Fitri 1438 H mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 455,62 triliun di hari penutupan perdagangan Senin (3/7). Saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru naik 1,38% menjadi 5.910,24.

Pada penutupan perdagangan Senin (3/7), Telkom menjadi penguasa kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah itu disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di posisi kedua dengan kapitalisasi pasar Rp 447,49 triliun dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) di posisi ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 446,66 triliun.

Telkom menggeser posisi HMSP dimana pada akhir 2016 menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. (Baca: Kapitalisasi Pasar Telkom)

Saham Telkom pada perdagangan Rabu (5/7), dibuka Rp 4.550 per lembar dan hingga perdagangan sesi I (5/7) diperdagangkan di kisaran Rp 4.540 – Rp 4.590.

Untuk sektor telekomunikasi, operator pelat merah ini bisa dikatakan bukan lawan bagi dua rival beratnya, PT Indosat Tbk (ISAT) atau PT XL Axiata Tbk (XL).

Saham Indosat Ooredoo ditutup perdagangan pasca libur lebaran 2017 ditutup di Rp 6.475 dengan kapitalisasi pasar di kisaran Rp 34,36 triliun.

Sedangkan XL Axiata pasca libur lebaran 2017 memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 35,163 triliun dengan harga saham dibuka pada perdagangan Rabu (5/7)  Rp 3.300 per lembar.

Sebelumnya Analis dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai kuatnya posisi Telkom karena perusahaan ini memiliki diversivikasi layanan mulai dari seluler, fixed broadband, jaringan, dan infrastruktur.

“Telkom juga lebih efisien dari dua kompetitornya. Lihat saja pertumbuhan usahanya yang selalu dobel digit,” katanya.

Sementara Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen beberapa waktu lalu mengungkapkan, perseroan pada tahun ini menaksir pendapatan yang diraih bisa di kisaran Rp 130 triliun dengan dukungan belanja modal sekitar Rp 32 triliun.

“Tahun lalu kan pendapatan sekitar Rp 116 triliun. Kalau target dobel digit, bisa di angka Rp 130-an triliun tahun ini. Belanja modal kan biasanya 23-25% dari target pendapatan. Hingga semester pertama 2017 belum 50% penyerapan belanja modal itu,” pungkasnya.(ak)