Gelembung kapitalisasi Telkom susah dibendung

Teknisi Telkom tengah memeriksa perangkat (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Melesatnya kapitalisasi pasar Telkom hingga semester I 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan tak bisa dibendung hingga akhir 2017.

"Kalau dilihat sebenarnya kenaikan harga saham dan kapitalisasi pasar dari Telkom itu sudah bisa diprediksi sejak awal 2017. Jadi, saya perkirakan hingga akhir tahun ini, Telkom tetap jawara di BEI urusan kapitalisasi pasar," ungkap CEO Teman Trader, sebuah startup bidang saham, Lukman Elhakiem Syamlan dalam kajiannya, Kamis (6/7).

Menurutnya, dalam grafis perdagangan saham terlihat saham Telkom sempat ketingalan di kuartal keempat 2016 kala Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah rally.

"TLKM (kode saham Telkom) sempat ketinggalan di Q4 2016 indexnya karena dia trend bearish di Okotber-Desember 2016 pada saat IHSG flat. Makanya berusaha untuk catch up-nya baru di Maret onward. Nah itu yang disebut orang sebagai "TLKM jadi push untuk bawa index ke 6000". Telkom pasti masih akan leading terus karena Price to Eearning ratio (PE) masih lebih rendah dari HMSP (Sampoerna) dan Jasa Marga," ulasnya.

Dalam kalkulasinya, harga saham Telkom bisa menembus angka Rp 5 ribu per lembar di 2017. "Kalau kita benchmark dengan sesama pemain infrastruktur harga Rp 5 ribu bisa kecapai. Wong, prediksi akhir tahun saja bisa di Rp 5.200 per lembar,"katanya.

Dikatakannya, makna dari kapitalisasi pasar yang besar bagi sebuah emiten yang tercatat di bursa saham ada dua yakni secara kinerja dan tata kelola disukai pasar, serta gengsi perusahaan terkerek. "Kalau saya prediksi, harga Rp 5.200 itu bisa lebih cepat terealisasinya bagi Telkom. Minimal pasca perayaan HUT ke-52 mereka ini," tutupnya.

Secara terpisah, Analis dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada melihat adanya pergeseran persepsi pasar terhadap sentimen yang ada.

"TLKM masuk ke infra dan kebetulan saat puasa persepsi orang akan banyak layanan data yg di beli sehingga akan menambah pemasukan bagi TLKM," katanya.

Sementara untuk HMSP, lanjutnya, sentimen terkait konsumsi rokok masih menyelimuti sahamnya. "Asumsi mulai terbatasnya konsumsi rokok berimbas pada penilaian pelaku pasar terhadap kinerja HMSP. Terlebih masuk bulan puasa kemarin yang membuat saham ini sedikit ditinggalkan pelaku pasar. Kondisi ini berbeda dengan GGRM (Gudang Garam) yang cenderung mengalami kenaikan seiring nilai PEE yang lebih rendah dari HMSP," pungkasnya.

Sebelumnya, Emiten dengan kode saham TLKM ini pasca libur panjang Idul Fitri 1438 H mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 455,62 triliun di hari penutupan perdagangan Senin (3/7). Saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru naik 1,38% menjadi 5.910,24. (Baca: Kapitalisasi Telkom)

Pada penutupan perdagangan Senin (3/7), Telkom menjadi penguasa kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah itu disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di posisi kedua dengan kapitalisasi pasar Rp 447,49 triliun dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) di posisi ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 446,66 triliun.

Pada perdagangan Kamis (6/7), saham Telkom ditutup di Rp 4.650 per lembar atau naik 70% dibandingkan pembukaan perdagangan Rp 4.570.(id)