JAKARTA (IndoTelko) - Facebook akan melakukan perbaikan dalam penanganan konten negatif di Indonesia, antara lain dengan cara menunjuk orang Indonesia sebagai perwakilan yang ditempatkan di Facebook untuk penanganan terkait konten negatif.
Di masa mendatang, perwakilan tersebut akan didukung oleh tim yang akan membantu dalam hal penanganan konten negatif.
Hal itu disampaikan perwakilan Facebook Asia Pacific, Jeff Wu kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat melakukan pertemuan, Rabu (2/8).
Pertemuan tersebut melanjutkan koordinasi yang secara terus-menerus dilakukan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Facebook, khususnya peningkatan dalam Service Level Agreement (SLA) penanganan Konten negatif antara Facebook dengan Kementerian Kominfo.
Hal ini mengingat sangat dibutuhkannya intensitas yang tinggi dalam penanganan konten radikalisme/terorisme serta pornografi anak (child pornography) dan ujaran kebencian (hate speech).
Dalam keterangan Kominfo (2/8), pada pertemuan tersebut juga sedikit disinggung mengenai rencana pembukaan kantor Facebook di Indonesia yang akan diresmikan Agustus ini dan perlunya penyesuaian ketepatan lingkup bidang usaha bagi Facebook untuk kehadiran layanannya di Indonesia.
Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan menjelaskan Facebook melaporkan adanya fitur baru Geoblocking yang dapat mengendalikan konten negatif khusus di Indonesia.
“Dengan adanya fitur Geoblocking ini nantinya akan ada konten yang memang tidak bisa diakses khusus di Indonesia. Selain itu Facebook juga akan membuat algoritma khusus untuk Indonesia,” jelasnya.
Semmy menambahkan akan mengundang semua penyelenggara dan penyedia aplikasi media sosial. "Meski kami sudah sering bertemu namun kita terus memperkuat koordinasi untuk mendapatkan penanganan yang semakin responsif. Para penyedia media sosial perlu mendapatkan update dari Kominfo untuk kemudian ditekankan penanganan yang responsif di sisi penyedia layanan media sosial,” katanya.
“Penanganan hoax ini kontekstual, karena membutuhkan pihak yang bisa menentukan ini hoax atau tidak secara cepat. Yang bisa kita lakukan adalah dengan adanya tim terpadu untuk memantau sekaligus memberi masukan dalam menentukan konten negative di Indonesia,” pungkas Semmy.(ak)