JAKARTA (IndoTelko) - PT Imani Prima akan fokus kepada empat mata rantai untuk membangun ekosistem bisnis Internet of Things (IoT) di tanah air.
Keempat mata rantai tersebut adalah : pertama, sensor dan akuisisi data monitoring sebagai ujung tombak. Kedua, telekomunikasi sebagai tulang punggung data transport. Ketiga, middleware, serta keempat, cognitive analitycs untuk meningkatkan values kepada klien dan para partner.
Imani Prima adalah perusahaan IoT yang didirikan pada 2006 dan bermain di segmen monitoring and tracking services, baik alat berat maupun kapal di Indonesia serta mancanegara.
Saat ini sebagai penyedia Machine to machine (M2M) terbesar di Asia tenggara, Imani Prima memiliki 30 ribu lebih subsribers untuk kategori alat berat, 35 juta data lalu lintas kapal laut setiap hari, pada 33 titik pelabuhan di Indonesia.
Imani Prima secara resmi tercatat sebagai country representative dari ORBCOMM di Indonesia yang dikenal sebagai layanan solusi M2M terbaik di dunia.
"Pengalaman kami selama 10 tahun terakhir di bisnis IoT ini akan mengerucut pada satu fokus, yaitu penguatan ekosistem IoT, dengan empat mata rantai utama di atas,” kata COO PT Imani Prima Yuli Cahyono yang akan menghadiri IoT Business Platform 2017 pada 7-8 Agustus mendatang.
Dikatakannya, logistik dan transportasi memang menjadi perhatian khusus Imani Prima karena dengan populasinya yang besar menjadikan sektor ini pasar yang menarik sekaligus merupakan tantangan besar pada skala nasional. Sehingga keberhasilan implementasi teknologi IoT di bidang ini akan berkontribusi langsung terhadap efisiensi logistik nasional.
Dinyatakannya, saat ini, sektor jasa logistik dan transportasi berlomba memberikan layanan yang berfokus bukan hanya pada keselamatan, tapi juga kecepatan dan ketepatan. Sebab itu, kebutuhan pada presisi data menjadi keniscayaan bagi pebisnis. Sebagai perusahaan yang telah 10 tahun berkecimpung dalam IoT, layanan dan produk Imani Prima teruji dalam merespon kebutuhan jasa logistik dan transportasi darat serta laut.
Sejak 2016, Pelindo III melibatkan Imani Prima dalam memaksimalkan layanan jasanya di wilayah Indonesia bagian Timur.
Melalui aplikasi AISSAT Port Management Prime, belasan kantor cabang Pelindo III dapat terlayani dengan akurat dalam hal jasa labuh, jasa tunda, jasa tambat dan jasa air kapal.
Dalam penggunaannya, aplikasi ini mencatat data secara real time, baik online maupun offline melalui sistem yang mobile. Dengan demikian, aplikasi ini sangat membantu Pelindo III dalam melakukan perencanaan layanan yang berkualitas. Keandalan dalam menangani aplikasi AISSAT sejak tahun 2009, merupakan alasan utama bagi Pelindo III untuk melibatkan Imani Prima menangani pengembangan aplikasi mereka.
Pada tahun 2016 pula, Imani Prima menangani re-mapping terhadap posisi 660 stasiun milik PT Kereta Api Indonesia di pulau Jawa dan Sumatera.
Pada saat yang sama, melalui Monstrack Train buatan Imani Prima, pergerakan kereta api dipantau menggunakan jaringan GSM/GPRS dan ditampilkan pada peta digital. Sejumlah 211 lokomotif, 80 kereta perawat jalan rel, 40 kereta lokal dan 2 kereta ukur milik PT KAI juga dipantau melalui alat ini.
“Sistem yang ada dalam Monstrack Train juga mampu memantau kondisi mesin kereta api, baik dalam keadaan online ataupun offline sehingga datanya tersimpan dengan rigid. Data ini akan sangat berguna jika regulator merencanakan peremajaan kereta api sejauh dibutuhkan,” tambah Head of Hardware Research and Development Darman.
Sebelumnya, Imani Prima juga menangani data tracking kapal tanker milik PT Pertamina menggunakan AISSAT M2 Prime, jugaVessel Monitoring System dan Fuel Monitoring System untuk puluhan kapal batubara PT Patria Maritime Lines.(id)