BANDA ACEH (IndoTelko) – Kota seribu warung kopi. Julukan ini sangat pas disematkan untuk Propinsi Aceh, tepatnya kota Banda Aceh. Pasalnya dari pinggiran hingga pusat kota, berdiri warung-warung kopi yang hampir semuanya selalu ramai dikunjungi banyak penikmat kopi mulai dari orang tua hingga para Anak Baru Gede (ABG).
Uniknya, tak sembarang warung kopi yang banyak pengunjungnya. Hanya warung-warung yang siap memberikan koneksi internetlah yang ketiban rejeki pengunjung.
Peluang ini yang dimanfaatkan oleh Telkom Witel Aceh untuk memaksimalkan layannya dan memberikan akses internet berkecepatan tinggi hingga 100 Mbps.
Menurut Tarmizi, pemilik warung kopi Dhapu Kupi, pengunjung yang berkunjung ke warung kopinya selain datang untuk menikmati kopi, juga ingin memanfaatkan keberadaan koneksi internet via WiFi yang disediakan.
Tarmizi, Pemilik Dhapu Kupi
Dikatakannya, sejak berdiri pada 2008 lalu, Dhapu Kupi memang sudah menyediakan Wifi. Awalnya masih menggunakan Telkomnet Instant dengan koneksi kabel serat tembaga biasa. Akses internet pun saat itu masih hitungan satuan Mbps. Saat ini akses internet di warung kopi miliknya sudah cukup maksimal dengan layanan fiber optik yang membuat para penikmat kopi dan pengguna akses internet sangat puas dengan kecepatan koneksi hingga 100 Mbps.
Tak sekedar jual Produk
Telkom sendiri sangat mengakomodir kebutuhan akan akses internet di wilayah Aceh. Selain menyematkan wifi.id bagi resto dan café, juga aktif menggelar WiFi.id corner alias WiCo. Hingga kini sudah 600 wico berhasil di gelar di wilayah Aceh.
Menurut Bakhtiar Asisten Maneger WiFi.id Telkom Wilayah Aceh, akses WiFi di Aceh sudah mulai booming. “Kami punya target sendiri. Meski Witel Aceh berada di kelas C, tapi target kami revenue harus di atas kelas B,” katanya.
Bakhtiar
Eksistensi bisnis wifi oleh Telkom tidak semata-mata murni bisnis. “Kami ini tak hanya sekedar bisnis, tapi kami agen pembangunan,” tegasnya.
Bakhtiar memaparkan bahwa misi Telkom pun mendukung kebijakan lokal dan budaya lokal. Ia mencontohkan berbagai slogan dipasang di pusat-pusat keramaian yang dipasang wifi id atau wifi corner.
Sebut saja semboyan “Internetan Boleh Seharian, Shalat Tetap Number one”. Ia mengatakan, sebagai agen pembangunan Telkom tak ingin internet merusak generasi muda dan budaya. “Penggunaan internet diharapkan bisa dimaksimalkan untuk hal-hal yang positif dan tentunya mengutamakan ibadah,” jelasnya.
Pun semboyan-semboyan dengan bahasa setempat yang boleh jadi lebih mengena di kalangan masyarakat. Kata-kata seperti “Internet Jeut Tiep Uroe Asai Bek Tuwo Pujo Rabbana yang juga mengarah keutamaan memuja Rabb atau Allah SWT juga tak jarang kita jumpai".
Bakhtiar menjelaskan, kebijakan Telkom wilayah Aceh dalam menebar WiFi terdiri dalam beberapa pilihan. WiFi.id Corner misalnya. Pemasangan WiFi ini diberikan secara cuma-cuma. Namun kompensasi bagi pengelolanya adalah menjual voucher paket data untuk bisa menikmati akses internet berkecepatan tinggi ini.
Tim IndoTelko di Dhapu Kupi
Sementara bagi pelanggan yang ingin dipasang layanan WiFi.id, juga harus memenuhi syarat dimana pengguna harus berlangganan IndiHome.
Sedangkan satu layanan lagi adalah WiFi Manage Service (WMS), yang seluruh biayanya dibayar oleh pengelola dan pihak pengelola memberikan layanan gratis WiFi kepada pengunjung. “Kami berharap ke depannya jumlah pemakai wifi akan sama dengan pengguna IndiHome,” jelasnya.(sg)