Tower Bersama raih laba Rp 509,1 miliar

Helmy Yusman Santoso (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil membukukan laba sebesar Rp 509,1 miliar sepanjang semester I 2017 atau turun 39,5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 841,9 miliar.

Emiten menara ini berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,94 triliun sepanjang semester I 2017 atau naik 6,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,818 triliun.

Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di semester I 2017 diraih sebesar Rp 1,683 triliun.

Per 30 Juni 2017, Emiten dengan kode saham TBIG ini memiliki 22.175 penyewaan dan 13.210 site telekomunikasi.

Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 13.158 menara telekomunikasi dan 52 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 22.123, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,68.

“Di semester pertama tahun 2017, kami menambahkan 1.750 penyewaan dimana 619 diantaranya adalah penambahan menara telekomunikasi secara organik. Pertumbuhan permintaan kolokasi dari pelanggan kami telah meningkatkan rasio kolokasi (tenancy ratio) kami menjadi 1,68 dari 1,63 di akhir tahun 2016. Seiring dengan pelanggan operator telekomunikasi kami yang berkembang dan meningkatkan kepadatan jaringan mereka, kami terus memperkuat operasi kami di seluruh negeri. Berdasarkan data pesanan saat ini, kami meningkatkan target penambahan organik untuk seluruh tahun 2017 menjadi sebesar 2.700 penyewaan,” tutur CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong di Jakarta, Rabu (23/8).

Per 30 Juni 2017, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp17,406 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12,163 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp191 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp17,215 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp11,972 triliun. Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2017 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,5x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,0x.

“Di kuartal kedua, kami membayar lebih cepat Surat Utang US$ 300 juta yang memiliki tingkat bunga sebesar 4,625%. Kami melunasinya dengan menggunakan pinjaman bank USD yang lebih kompetitif dengan tingkat suku bunga Libor + 1,75%. Kami menurunkan tingkat rasio total pinjaman bersih terhadap EBITDA menjadi 5,0x dari 5,1x, bahkan setelah membayarkan dividen final tahun buku 2016 sebesar Rp 665 miliar dan pengeluaran belanja modal yang signifikan untuk membiayai pertumbuhan organik kami,” komentar Chief Financial Officer Tower Bersama Helmy Yusman Santoso.

Ditambahkannya, arus kas perseroan yang dapat diprediksi didukung oleh pendapatan 10 tahun yang terjamin dari operator telekomunikasi berkualitas tinggi. "Kami memiliki peluang pinjaman yang masih cukup berdasarkan perjanjian yang ada dan masih memiliki fasilitas bank yang belum termanfaatkan. Kami memiliki kemampuan untuk membiayai akuisisi dan untuk mendanai pesanan build-to-suit organik yang kami terima dari pelanggan kami," tambah Helmy.(ak)