JAKARTA (IndoTelko) – Aksi Menkominfo Rudiantara yang agresif memerangi berita palsu (hoax) dan terkesan melupakan pekerjaan besar yakni membangun ekosistem ekonomi digital tanah air mendapat sindiran dari sejumlah kalangan.
“Harusnya Menkominfo itu urus soal ini (ekosistem dan menggali kekuatan Teknologi Informasi), jangan urus hoax terus. Hoax serahkan saja ke penegak hukum, Jubir Presiden atau Sekneg-lah,” sindir Chairman ICT Care Hasnil Fajri kala mengisi sesi diskusi IndoTelko Forum, Rabu (30/8).
Menurutnya, ekosistem ICT lokal masih banyak belum tergali dan dibantu oleh pemerintah seperti Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). “Kita itu kuatnya dimana? Kalau saya lihat di software, aplikasi, game, dan konten. Ini sudah dibantu belum oleh pemerintah. Lokal disini saya tegaskan harus semuanya dari lokal ya, investor lokal, infrastruktur lokal, SDM lokal, semuanya lokal,” tegasnya. (Baca: Perang Hoax)
Disarankannya, untuk mengembangkan industri software lokal pemerintah memberikan Fasilitas R&D dan Insentif, membuka akses permodalan yang murah, mudah dan cepat.
Menjadikan industri software, aplikasi dan konten lokal sebagai “Core” . Memprioritaskan software, aplikasi dan konten lokal untuk digunakan di K/L, Pemda , BUMN & BUMD. Mempromosikan kerjasama internasional dan globalisasi bagi perusahaan software, aplikasi & game lokal.
“Sebenarnya aturan dikeluarkan sudah bagus. Contohnya, Perpres peta jalan eCommerce, kebijakan sudah baik, lha terus ada kawan mengusulkan sosok Jack Ma sebagai penasihat. Bisa dibayangkan gak, dia bisa tahu data strategis, sementara dia itu punya dua eCommerce dan alat pembayaran,” gusarnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menilai Menkominfo Rudiantara memang terlau banyak bermain di tataran elit ekosistem ICT sehingga terkadang tak melihat lebih dalam pokok masalah.
“LIhat saja soal Jack Ma itu, usulan itu kan ingin mengerek popularitas. Padahal, bahasa logika adalah apakah mungkin orang yang punya bisnis di Indonesia dan menjadi advisor tidak mengutamakan bisnis nya? Kan ini kegusaran di akar rumput melihat terlalu banyak retorika,” tukasnya.
Menurutnya, Kominfo tak harus cepat berbangga jika ada eCommerce disuntik dana asing karena bisa saja itu bagian dari strategi bisnis mengecilkan peran pemain lokal.
“Banyak langkah Kominfo mencari quick win. Yang diutamakan kepentingan sesaat, kalau mikirnya kepentingan nasional disiapkan semua terutama membangun lokal (eCommerce) dulu. Ini belum apa-apa miirinya narik pajak, cari penasehat asing dan lainnya yang bikin galau saja. Daya tahan lokal dulu dibangun, baru daya serang. Ini baru logika orang yang benar mau membangun ekonomi digital Indonesia berjaya ke depannya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kominfo memang terlihat agresif menertibkan konten Hoax dengan aksi sejumlah pemblokiran. Sayangnya, warganet melihat aksi tersebut hanya untuk konten yang dianggap merugikan satu kelompok masyarakat, sementara tuntutan kelompok lain tak didengar. (Baca: Kontroversi Jack Ma)
Lainnya, kontroversi juga dilakukan Kominfo dengan mengumumkan Pendiri Alibaba Jack Ma sebagai penasihat eCommerce pasca keluarnya Perpres Road Map eCommerce.(id)