JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berencana akan melobi SpaceX sebagai perusahaan peluncur satelit Telkom 4 (T-4) untuk bisa memajukan jadwal peluncuran satelit itu pada 2018.
“Kami sekarang setiap bulan ada rapat dengan manufaktur satelit Telkom 4, Space Systems Loral (SSL). Update dari mereka, pembuatan Telkom 4 bisa lebih cepat 60 hari. Kita mau marjin 60 hari ini dikonversi ke waktu peluncuran juga untuk mengisi slot orbit 108 bujur timur yang ditinggal satelit Telkom 1,” ungkap Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga, kemarin.
Pria yang akrab disapa AJS itu mengungkapkan, bisnis satelit secara global tengah bergairah, hal itu ditunjukkan dengan jadwal dari perusahaan peluncur yang lumayan padat.
“Tetapi biasanya ada celah, misal ada satelit yang molor waktu pembuatan atau pemilik satelit belum financial close. Nah, kita coba masuk ke SpaceX via itu. Bisa gak ini Telkom 4 dimajukan. Rencananya dalam waktu dekat saya dan tim akan bertemu dengan SpaceX untuk negosiasi ini,” katanya.
Kebutuhan
Lebih lanjut AJS mengatakan, kebutuhan akan transponder satelit lumayan tinggi di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari komposisi untuk mengganti transponder Telkom 1 dimana 30% dipasok oleh satelit asing yakni ChinaSat dan Apstar, sisanya dari satelit Telkom 2 dan 3S.
“Kita pilih Chinasat dan Apstar itu karena beam (jangkauannya) ke Indonesia dan sudah lama kerjasama sebelumnya. Ini memudahkan untuk proses repointing di ground segmen. Kan tujuan kita recovery pelanggan satelit Telkom itu tepat jadwal,” tukasnya.
Sementara Sekjen Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB (PIKERTI-ITB) M Ridwan Effendi mengatakan Indonesia menggunakan kurang lebih 250 transponder.
Dari total 250 transponder yang digunakan Indonesia, hanya 110 transponder yang dipasok dari domestik dan sisanya masih sewa dari asing.
"Sewa satu transponder itu tarifnya US$1 juta per tahunnya di tahun 2005, sekarang menurun menjadi sekitar US$900 ribu per tahunnya. Ini karena ada persaingan diantara pemain," katanya.
Sebelumnya, Satelit Telkom-4 yang dibangun Space Systems Loral (SSL) dengan mengandalkan platform LS-1300 dikabarkan bisa dipercepat pembangunannya.
Infrastruktur ini diperkirakan menelan investasi sekitar US$ 200 juta dimana akan membawa 60 transponder C-Band dan Extd C-Band. (Baca: Gairah Bisnis Satelit)
Tadinya, Telkom merencanakan T-4 bisa meluncur pada Agustus 2018. Adanya anomali yang dialami satelit Telkom 1 menjadikan T-4 dikebut peluncurannya. (Baca: Jadwal Telkom 4)
SpaceX sendiri adalah perusahaan peluncur yang identik dengan pengusaha Elon Musk. SpaceX memiliki roket “Falcon 1” dan “Falcon 9” diambil dari nama “Millenium Falcon” Starwars. (Baca: Bisnis peluncuran satelit)
Salah satu keunggulan SpaceX adalah Pada 8 Oktober 2015, SpaceX berhasil mendaratkan roket tahap 1 Falcon 9 kembali setelah diluncurkan di landasan drone di laut. Ini menjadikan SpaceX telah mencatatkan pencapaian penting untuk membuat roket yang dapat digunakan kembali, dan merupakan langkah besar untuk mengurangi biaya eksplorasi luar angkasa.
SpaceX pada April 2017 telah mencatatkan sejarah dengan menjadi yang pertama dalam sejarah, yang mampu melepas sebuah roket yang sama, lebih dari satu kali. Suatu terobosan besar yang dapat mengurangi biaya penerbangan luar angkasa secara signifikan.(id)