SHENZHEN (IndoTelko) - Huawei mengaku tak keberatan jika pemerintah menerapkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk 5G layaknya yang terjadi di 4G.
"Kami mendengar soal wacana itu (penerapan TKDN untuk 5G). Kita akan comply jika itu benar dilakukan untuk 5G nantinya oleh pemerintah Indonesia," kata Public Relations Manager Huawei Indonesia Yunnie Christine saat media session di Shenzhen, Rabu (20/9).
Diungkapkannya, Huawei selalu berupaya mematuhi regulasi yang ada di Indonesia. "Waktu TKDN untuk perangkat 4G, kami mematuhinya. Kita gandeng PT Panggung Elektronik untuk merakit smartphone 4G di Indonesia," paparnya.
VP International Media Affairs Huawei Daniel Joseph Kelly menambahkan perseroan telah berinvestasi besar untuk bermain di 5G. "Kami sudah memikirkan 5G ini lama sekali. Dalam sepuluh tahun terakhir kita ada investasi di inovasi sebesar US$ 44,6 miliar. Di masa depan kita per tahun investasi untuk riset dan pengembangan itu sekitar US$ 10 miliar hingga US$ 20 miliar. Sekitar 40% dari investasi di inovasi itu untuk pengembangan bisnis wireless dimana 5G termasuk diantaranya," katanya.
Dijelaskannya, 5G akan banyak mengubah bisnis seluler di masa depan karena menjanjikan kecepatan yang super cepat untuk koneksi internet. "Ini akan menjadikan connected device itu hal yang biasa. Banyak hal yang menentukan kapan 5G itu akan komersial, mulai dari model bisnis, standarisasi, dan lainnya," katanya.
Diperkirakannya, sejumlah negara akan melakukan komersial 5G di 2020 seperti Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan lainnya. "Tetapi belajar dari 4G, rasanya itu butuh lima hingga enam tahun setelah komersial, baru secara bisnis take up," katanya.
Menurutnya, kunci sukses dari 5G nantinya adalah tergantung dari yang ditawarkan operator kepada konsumen dan apa yang dibutuhkan konsumen dari layanan internet super cepat itu. "Rasanya content tetap menjadi raja nanti," katanya.
Beberapa waktu lalu Huawei dan Telkomsel berhasil melakukan uji coba implementasi Massive MIMO. Keberhasilan tersebut dilanjutkan dengan uji coba langsung teknologi 5G. Hasilnya kecepatan yang didapat hingga 70 Gbps. (Baca: TKDN 4G)
Huawei sendiri dalam mengembangkan teknologi ini juga melakukan kolaborasi dengan seluruh industri 5G, termasuk berbagai organisasi global terkemuka di ekosistem 5G, sebut saja Metis dan 5GPP di Eropa, IMT-2020 di Tiongkok, 5GMF di jepang, dan 5G Forum di Korea Selatan. (Baca: Huawei dan 5G)
Langkah lebih lanjut yang dilakukan Huawei untuk pengembangan 5G adalah mendirikan laboratorium di Munich, Jerman yang bekerjasama dengan manufaktur mobil Jerman dalam mengadopsi 5G sebagai enabler di sektor mobil tanpa pengemudi. (Baca: TKDN 5G)
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan roadmap dan aturan untuk adopsi Internet of Things (IoT) dan 5G, dimana salah satunya memuat kewajiban TKDN.(dn)