Ditinggal Alex, saham ISAT "Merintih"?

Alexander Rusli (tengah)

JAKARTA (IndoTelko) - Keputusan Ooredoo untuk tak memperpanjang kontrak Alexander Rusli sebagai Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo, pada Oktober mendatang berdampak ke harga saham dari PT Indosat Tbk (ISAT) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari pantauan di perdagangan Selasa (26/9), harga saham dengan kode ISAT ini ditutup di kisaran Rp 6.300 per lembar. Investor sepertinya sudah mengetahui rumor tentang Alex tak akan diperpanjang karena pada pembukaan di Selasa (26/9) pagi, ISAT masih bertengger di Rp 6.400.

Sehari pasca Ooredoo mengumumkan tak memperpanjang kontrak, Rabu (27/9), saham ISAT terlihat berfluktuatif. Dibuka di Rp 6.250 dan ditutup di Rp 6.225 per lembar. Pada Kamis (28/9), saham ISAT dibuka di Rp 6.400 dan jelang tutup sesi pertama, menunjukkan penurunan 25 basis poin.

Analis dari Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai investor bereaksi terhadap keputusan yang diambil oleh Ooredoo terhadap Alex. "Pelemahan sesaat kemungkinan ada pasca putusan itu. Biasanya berita pergantian direksi terkadang menjadi sentimen negatif, apalagi kalau sosok yang diganti punya track record baik, terus diganti," katanya kepada IndoTelko, kemarin.

CEO Teman Trader, startup di bidang saham, Lukman Elhakiem Syamlan mengatakan jika dilihat investor memang sudah memantau isu pergantian pucuk pimpinan di Indosat sejak lama.

"Mulai 24 Agustus 2017, sahamnya (ISAT) sudah mulai sideways. Trennya terlihat wait and see sejak Agustus menanti kepastian adanya pergantian manajemen. Sejak tanggal 24 Agustus lalu rentang perdagangannya antara 6000-6400 saja. Belum bisa mencapai angka tertinggi yang pernah dicapai di level Rp 7.400- Rp 7.500 seperti yang pernah terjadi terjadi di bulan Mei 2017," katanya.

Diungkapkannya, selama periode antara (24/8) sampai Rabu (27/9) jumlah transaksi investor asing Rp 131 miliar (buy) dan Rp 132 miliar (Sell).

"Untuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar Rp 33 triliun volume ini termasuk kecil karena partisipasi investor asing hanya Rp 263 miliar. Bandingkan dengan EXCL (XL Axiata) yang diperiode sama Rp 631 miliar selama periode yang sama," pungkasnya.

Sebelumnya, Ooredoo mengumumkan bahwa Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, telah memutuskan untuk tidak meneruskan masa jabatannya di Indosat Ooredoo, operator telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia.

Indosat Ooredoo akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di November 2017 untuk memutuskan penerus Alexander Rusli. (Baca: Kontrak Alex Rusli)

Ooredoo kabarnya tengah mencari kandidat potensial untuk menempati posisi orang nomor satu di operator itu.

Para eksekutif Ooredoo pun kabarnya sudah berkomunikasi dengan pejabat di Kementrian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) sebagai kuasa pemegang saham 14,3% pemerintah terkait rencana pergantian.

Sesuai ketentuan posisi Presiden Direktur/CEO di Indosat haruslah orang Indonesia, selain satu perwakilan pemerintah di posisi direksi.

Sejumlah nama yang berhasil dihimpun IndoTelko dari berbagai sumber untuk menggantikan Alex kabarnya adalah Muhammad Awaluddin yang sekarang menjadi Direktur Utama Angkasa Pura II, Mantan Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, Direktur Wholesales dan Enterprise Service Indosat Herfini Haryono, Wakil Direktur Utama Tri Indonesia Muhammad Danny Buldansyah, Direktur Utama Lintasarta Arya Damar, Mantan Direktur Bulog Fadzri Sentosa, dan Director and Chief Sales and Distribution Officer, Joy Wahjudi.(dn)