e-Smart IKM bikin pelaku usaha naik kelas

JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menyakini pelaku usaha nasional khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM) bisa naik kelas dengan mengikuti workshop e-smart IKM.

“e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Tujuannya untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing,” papar Menperin Airlangga Hartato, belum lama ini.

Program yang diinisiasi dan telah diluncurkan oleh Kemenperin sejak Januari 2017 ini akan juga meningkatkan akses bahan baku, teknologi, dan modal serta memberikan panduan bagi pengambil kebijakan di dalam fungsi program pembinaan IKM yang lebih terintegrasi dan tepat sasaran.

Airlangga berharap, melalui e-Smart IKM, produk-produk asli Indonesia yang berkualitas bisa membanjiri pasar perdagangan elektronik atau e-Commerce di dalam negeri maupun global. “Apalagi, saat ini sedang terjadi tren peralihan transaksi dari pasar offline ke pasar online,” ujarnya.

Kemenperin terus aktif mengajak para pelaku IKM lokal untuk memanfaatkan program e-Smart IKM. Pada akhir tahun 2019, ditargetkan sebanyak 10 ribu IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM dengan jumlah 30 ribu produk yang dapat diakses konsumen melalui marketplace.

“Kegiatan tersebut guna meningkatkan kapasitas pelaku IKM dalam negeri di bidang internet marketing. Hingga saat ini, lebih dari 800 IKM dari berbagai daerah telah mengikuti Workshop e-Smart IKM baik yang diselenggaraan oleh pusat ataupun dekonsentrasi,” kata Menperin.

Penyelenggaraan workshop ini tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Bandung, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Solo, Cirebon, Jepara, Bogor, Sidoarjo, Tasikmalaya, Sukoharjo, Yogyakarta, Tegal, Bogor, Tangerang, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Balikpapan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Gorontalo, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Jambi dan Riau.

“Sektor usaha IKM yang telah terlibat, mulai dari penghasil produk makanan dan minuman, furniture, logam, fesyen, kosmetik, herbal, perhiasan, Industri kreatif sampai dengan kerajinan,” sebut Airlangga.

Workshop yang dilaksanakan selama dua hari ini, para peserta mendapatkan bimbingan oleh tenaga ahli dari marketplace lokal mengenai fotografi produk dan langkah-langkah melakukan transaksi penjualan secara online.

Selain itu, peserta dibekali pengetahuan untuk peningkatan daya saing dan produktivitas usahanya. Materi tersebut berupa informasi mengenai kredit usaha rakyat, restrukturisasi mesin dan peralatan, standarisasi produk, serta pengetahuan-pengetahuan mengenai pengembangan produk dan strategi penetapan harga. Dalam pelaksanaan workshop e-Smart IKM, Kemenperin menggandeng marketplace lokal seperti bukalapak.com dan Blanja.com.

Workshop e-Smart IKM yang dilaksanakan pada 25-26 September 2017 di Sidoarjo, melibatkan sebanyak 125 pelaku IKM dari sektor makanan dan minuman, furniture, logam, serta fesyen. Sebelumnya, workshop dilaksanakan di Bandar Lampung, diikuti sekitar 30 pelaku IKM dari sektor pangan. Sementara itu, workshop serupa diadakan di Palembang, melibatkan 40 pelaku IKM dari sektor sandang dan kerajinan sebagai peserta.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih meyampaikan, semakin banyaknya platform yang mendukung ekonomi digital, semestinya pelaku IKM nasional segera memanfaatkan peluang tersebut untuk menjangkau konsumen semakin besar. "Ponsel yang digunakan untuk telepon, sms, whatsapp dan medsos harusnya bisa dimanfaatkan untuk jual produk. Dengan adanya marketplace, IKM punya wadah lain untuk promosi dan jualan," jelasnya.

Di samping itu, menurut Gati, pelaku IKM harus memiliki strategi baru untuk memasarkan produk dengan efektif sekaligus rendah biaya. “Kami telah memfasilitasi akses pembiayaannya melalui KUR, meningkatkan keterampilan pemilik IKM melalui berbagai pelatihan teknis dan pendampingan Tenaga Penyuluh Lapangan,” ungkapnya.

Dalam aspek pemasaran, pelaku IKM dalam negeri juga telah diberi kesempatan untuk mempromosikan produknya lewat beragam kegiatan pameran di Plasa Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta. “Jika produknya diminati masyarakat, IKM tersebut bisa 'naik kelas' ke pameran nasional dan produk terunggul, bahkan diberikan kesempatan untuk merangkul konsumen internasional melalui pameran di luar negeri,” tutur Gati.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyambut baik pelaksanaan worskhop e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Kemenperin. Bahkan program tersebut dapat dikolaborasi dengan program serupa yang telah dimiliki oleh Pemprov Jatim. “IKM di Jatim sebanyak 6,8 juta unit usaha, yang terstandardisasi untuk ekspor sebanyak 1600 produk,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, jumlah IKM lokal diperkirakan mencapai 4,4 juta unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,1 juta orang pada tahun 2016.(wn)