JAKARTA (IndoTelko) - Kebijakan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk registrasi kartu prabayar yang mensyaratkan validasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Kependudukan mulai tanggal 31 Oktober 2017 diyakini akan berdampak ke pertumbuhan akuisisi pelanggan seluler hingga 2018.
"Tentunya akan berdampak (akuisisi pelanggan) dengan perubahan registrasi. Apalagi Indonesia kan dikenal rotation churn market sebesar 30%. Secara industri seluler akan merasakan pelambatan akuisisi pelanggan," kata Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, di Jakarta, Kamis (2/11).
Diprediksinya dengan diperketatnya registrasi pelanggan prabayar dalam satu hingga dua tahun mendatang akan terjadi pelambatan penambahan pelanggan di industri. "Kendalanya kan di komunikasi, banyak pelanggan belum aware dengan registrasi ini. Kendala kedua di sistem dan proses registrasi. Terus menerus ini diperbaiki agar pelanggan nyaman melakukan registrasi," katanya.
Direktur Keuangan XL Mohamed Adlan Ahmad Tajudin menambahkan di negara yang benar-benar ketat melakukan registrasi prabayar, bisa terjadi penurunan akuisisi pelanggan tiga%. "Itu registrasi pakai biometrik, super ketat. Tetapi ada juga yang so-so lakukan registrasi malah naik 4% pertumbuhan akuisisi. Kita lihat ke depanlah dampaknya. Hal yang pasti tentu ada perubahan di industri, soalnya kan tiap tahun diterbitkan 600 juta kartu baru untuk mencari pelanggan," katanya.
Dampak XL
Sementara terkait dampak dari registrasi yang diperketat ke XL, Dian mengaku tak begitu ditakutkan karena perseroan sudah lama bersih-bersih pengguna tak produktif. "Cara kita menghitung pelanggan sudah sangat ketat. Kita rata-rata per kuartal itu akuisisi 1,5 juta pelanggan baru," katanya.
Adlan menambahkan, XL masih optimistis tahun ini bisa tumbuh sejalan dengan industri yakni 7-8%, namun untuk tahun depan anak usaha Axiata ini belum berani memprediksi. "Salah satunya kita mau lihat dulu dampak registrasi prabayar yang diperketat ini," katanya.
Sebelumnya, Kesatuan Niaga 'Cellular" Indonesia (KNCI) mencemaskan kebijakan regitrasi prabayar yang membatasi penggunaan NIK hanya untuk tiga nomor pertama oleh pelanggan, sedangkan kartu keempat dan seterusnya harus ke gerai resmi. (Baca: Registrasi seluler)
Kartu Perdana saat ini bagi kami para pedagang merupakan komoditas dagang penghasil keuntungan terbesar dibandingkan produk selular lainnya. Contoh produk turunan dari Kartu Perdana adalah Kartu Internet dan nomor cantik. Bahkan kartu internet saat ini menjadi tren bisnis di bidang selular," kata Ketua umum KNCI Qutni Tisyari SE (Baca: Berita Registrasi)
KNCI memiliki sekitar 800 ribu outlet. Jika tiap outlet kira-kira memiliki stok kartu perdana 100 buah, maka paling tidak ada 80 juta kartu perdana, baik segel maupun aktif, terancam tidak terjual. Ini akan berdampak pada sekitar 5 juta masyarakat di dalam pasar seluler.(dn)