JAKARTA (IndoTelko) - PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp1 triliun untuk kebutuhan investasi dan modal kerjadi masa depan.
“Dana yang dihimpun dari hasil obligasi akan digunakan sekitar 90% untuk investasi dan sisanya modal kerja,” ungkap Direktur Utama Moratelindo, Galumbang Menak kala paparan, kemarin.
Dikatakannya, obligasi yang akan diterbitkan itu mendapat peringkat idA (single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Ini karena rekam jejak perseroan yang baik, proyeksi arus kas yang kuat dan pengalaman Moratelindo di industri telekomunikasi membuat kami mendapatkan peringkat obligasi yang memuaskan," ujarnya.
Penerbitan obligasi ini terbagi dari dua seri, yakni seri A bertenor tiga tahun dengan tingkat kupon sebesar 9,5-10% dan seri B memiliki tenor lima tahun dengan besaran kupon 10-10,5%.
Aksi korporasi ini diharapkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 27 November 2017, dan melakukan penawaran umum pada tanggal 29 dan 30 November 2017. Distribusi secara elektronik pada 6 Desember 2017 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Desember 2017 mendatang.
Asal tahu saja, nama Moratelindo lumayan terkenal sebagai pemain infrastruktur di industri telekomunikasi, terutama dalam penyedia jasa jaringan interkoneksi domestik maupun internasional, penyedia Jasa Internet (Internet Services) serta penyedia Pusat Data (Data Center). (Baca: Profil Moratelindo)
Selama lima bulan pertama di 2017, pendapatan Moratelindo dari segmen telco meningkat Rp 7,6 miliar atau 6,02%, sedangkan segmen wholesale meningkat sebesar Rp 59,7 miliar atau 78,34% .Pendapatan yang berasal dari segmen ritel pada periode per 31 Mei 2017 meningkat sebesar Rp 18,3 miliar atau 45,18% jika dibandingkan dengan periode lima bulan pertama di 2016.
Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,32 triliun-Rp 1,38 triliun, naik 10%-15% dibandingkan pendapatan 2016 sebesar Rp 1,2 triliun
Bidik IPO
Lebih lanjut Galumbang mengungkapkan, perseroan tengah menyiapkan diri untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO), dalam setahun atau dua tahun mendatang.
Rencananya, jika semua berjalan mulus perseroan erniat melepas sekitar 20% sahamnya dengan target perolehan dana sekitar US$ 200-300 juta.
"Kami memang berencana untuk IPO. IPO akan dilakukan setelah proyek Palapa Ring selesai karena kalau pada masa pembangunan tentu ada risiko-risiko yang dihadapi. Mungkin sekitar tahun 2018 kalau enggak yah tahun 2019 mendatang,"kata Galumbang.
Direktur Keuangan Moratelindo Yopie Widjaja mengatakan setelah proyek Palapa Ring selesai, perseroan memproyeksikan akan ada tambahan pendapatan Rp 1,6 triliun per tahun dari masing-masing paket yang dikerjakan.
Asal tahu saja, Moratelindo mengerjakan Paket Palapa Ring Barat dan Timur. Proyek Palapa Ring Paket Barat akan menjangkau wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dan Kalimantan Barat (sebagai bagian dari interkoneksi dengan jaringan serat optik yang telah dibangun) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km.
Di Palapa Ring Barat Moratelindo membentuk PT Palapa Ring Barat merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) bentukan Konsorsium Mora Telematika Indonesia – Ketrosden Triasmitra selaku pemenang lelang Proyek Palapa Ring Paket Barat.
Di Paket Palapa Ring Timur, Moratelindo mengerjakan melalui PT Palapa Timur Telematika selaku Badan Usaha Pelaksana yang dibentuk oleh konsorsium Moratelindo, IBS dan Smart Telecom. (Baca: Proyek Palapa Ring)
Proyek Palapa Ring Paket Timur akan menjangkau 35 kabupaten/kota yang tersebar dan menjangkau wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur (2 kabupaten), Maluku (3 kabupaten), Papua (23 kabupaten) dan Papua Barat (7 kabupaten) dengan total panjang jaringan 8454 km yaitu 50% merupakan kabel fiber optik laut, 45% kabel fiber optik darat dan 5% microwave links, dengan nilai proyek mencapai senilai Rp. 5,1 triliun.(id)