Indonesia ajak ASEAN lebih berani hadapi OTT

Menkominfo Rudiantara bersama para menteri ICT di ASEAN dalam ajang TELMIN-17 (Foto:Kominfo)

JAKARTA (IndoTelko) - Indonesia mengajak negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk lebih berani menghadapi aksi layanan Over The Top (OTT) di Asia Tenggara.

"Negara-negara di ASEAN harus lebih berani menghadapi OTT. Harus ada kesiapan menghadapi OTT dari aspek bisnis, teknis, legal termasuk juga konten dengan keselarasan dengan kaidah-kaidah dan norma. Indonesia memandang pentingnya dibentuk joint-force sebagai upaya menyusun strategi bersama dalam menghadapi isu-isu tersebut," kata Menkominfo Rudiantara di ajang Sidang the 17th ASEAN Telecommunication and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN-17) pada 30 November - 1 Desember  2017, seperti disiarkan laman Kominfo (1/12).

Menurutnya, dengan lebih dari 600 juta penduduk ASEAN harus lebih berani dalam menata karena memiliki skala ekonomi sebagai daya tawar dalam menata penyelenggaraan layanan OTT. "Tawaran ini sangat disambut baik khususnya Thailand yang kan mengirim delegasinya ke Indonesia membahas hal ini pada Desember ini," ungkap Rudiantara.

Dari rangkaian pertemuan dari 29 November hingga 1 Desember 2017, para Menteri dan Telmin Leaders menyepakati Program Telsom/Telmin yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 berupa 16 program dalam kerangka Asean Telsom/Telmin yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 berikut pengesahan pendanaan ASEAN ICT Fund (AICTF) tahun 2018. Program tersebut, yaitu:

(1) Study to develop guide and applications for open and big data development in ASEAN Countries; (2) ASEAN Maker Hackathon 2018; (3) ASEAN ICT Award 2018; (4) ASEAN Guideline for Strengthening Resilience and Repair of Submarine Cables (5) ASEAN Cyber Kids Camp 2018; (6) Study to Develop Best Practices Guide for Local Content Development and Support to ASEAN Countries; (7) Gap Analysis, Recommendation and Promotion on Best Practice of ASEAN e-Service Development; (8) Capacity Building on Accelerating the Development Framework on Smart Sustainable Cities (SSC) for ASEAN Countries; (9) ASEAN Critical Information Infrastructure Protection Framework; (10) Develop Regional Network Security Best Practices; (11) Feasibility Study on Establishing an ASEAN CERT; (12) The Aligning Public Policy and Regulation Framework to Promote Cloud Computing Environment; (13) The Work Plan for Establishing an ASEAN Framework on Digital Data Governance and the formation of a Working Group on Digital Data Governance; (14) Opportunities and Challenges of Over the Top (OTT) Services Regulations, and Recommended Approaches, and Principles on Next Neutrality (ATRC); (15) Next-Generation Universal Service Towards Ubiquitous Broadband Ecosystem (ATRC); dan (16) ASEAN ICT Masterplan 2020 Mid-term Review (proyek ASEAN ICT Center dan Indonesia).

Sebagai tonggak Pertemuan, Para Menteri telah menyepakati bersama Declaration dan Joint-Media Statement.  

Deklarasi tersebut adalah Siem Reap Declaration on ICT Connectedness and Readiness: Towards a Digitally-Integrated Community yang bertujuan memperkuat visi ASEAN dalam menciptakan kawasan yang inovatif dan inklusif, di mana pemangku kepentingan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan.  

Siem Reap Declaration ini menyetujui promosi program bersama setidaknya berkenaan dengan: direct connectivity and Internet exchange points, mendorong layanan roaming internasional yang lebih transparan dan harga yang lebih terjangkau, mobile number portability. Analog Switch Off (ASO) Tahun 2020 menjadi penyiaran digital, dan memberikan ekosistem startup dengan focus pada UMKM.

Sementara itu, Joint-Media Statement sebagai pernyataan bersama bertujuan mendiseminasikan capaian kerja sama TIK ASEAN terutama yang terkait dengan implementasi ASEAN ICT Masterplan 2020 (AIM 2020) dan perkembangan kerja sama dengan Mitra Wicara ASEAN dan Mitra Pembangunan dalam mewujudkan kawasan yang terintegrasi secara digital.

Sebagai informasi, ASEAN memiliki Mitra Wicara terkait yaitu Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Korea, Selandia Baru, dan Tiongkok, Selain itu Mitra Asean lainnya dalam keraka Telmin terdapat International Telecommunications Union (ITU) dan Uni Eropa.

Kepada ASEAN, Uni Eropa memberikan sharing berkenaan dengan Digital Single Market Strategy termasuk di dalamnya meliputi peniadaan biaya roaming, portability dari konten, pemanfaatan spectrum 700 MHz untuk mengembangkan jaringan 5G, pengembangan kebijakan yang membantu difabel dalam layanan TIK, dan pengembangan keahlian digital .

ASEAN dan ITU telah menyepakati area kerjasama untuk tahun 2018 yang meliputi antara lain kemanan Informasi dan Integrasi Jaringan, Akses pitalebar untuk wilayah pinggiran dan perdesaan, iklusi digital dan langkah-langkah dalam mendorong Asean ICT Masterplan.

Kemudian beberapa area kerja sama yang menjadi pembahasan dan disepakati untuk menjadi agenda tahun 2018 antara ASEAN dengan Mitra Wicara ASEAN lainnya, antara lain : Cyber Security and network emergency response, Data privacy and personal identifiable information protection, Disaster management, serta Startup and ecosystem.(wn)