Rudiantara anggap budaya cyber security masih rendah

Rudiantara (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengimbau masyarakat terus meningkatkan kesadaran mengenai keamanan siber (cyber security) dimulai dari yang sederhana seperti mengganti  password email dan mengganti pin ATM secara berkala.

“Kita belum punya budaya cyber security. Contoh kita pasti memiliki email umum seperti gmail, suka ganti password tidak? Setiap transaksi di bank tertentu ditanya ganti pin, suka ganti tidak?” katanya saat mengunjungi Pameran Cyber Security Indonesia 2018, seperti disiarkan laman Kominfo.go.id (6/12).  

Lebih lanjut Menteri Rudiantara mengatakan akun email rentan terhadap security breach. “Apabila masyarakat sudah mengganti password-nya, itu sama saja sudah setengah atau 50% meng-address atau menghindarkan cyber security breach. Contoh lainnya lagi ganti pin ATM,” jelasnya.

Jika dimulai dari setiap orang, Menteri Kominfo menyebut akan membuat kontribusi siginifikan terhadap keamanan siber nasional. “Menurut saya ini akan memberi pengaruh yang luar biasa, signifikan kepada ketahanan, national resilliance dari national cyber security,” tuturnya.

Menteri Rudiantara mengatakan keamanan siber bukan hanya isu di Indonesia tapi sudah menjadi isu global dan regional.

“Minggu lalu, bahkan pada saat pertemuan Menteri-Menteri ICT ASEAN, itu dimasukan kembali ke dalam Deklarasi Siem Reap. Karena pertemuannya di Siem Reap, Kamboja. Salah satu klausul Deklarasi itu adalah bagaimana kita membuat collective report bersama negara-negara ASEAN untuk meng-address isu cyber security,” katanya.

Menteri Kominfo menyebutkan Cybersecurity Index Indonesia saat ini berada pada nomor 70 dunia. “Masih banyak yang harus dikejar,” tambahnya.

Selanjutnya Menteri Rudiantara menegaskan Indonesia terbuka terhadap solusi dari banyak negara luar yang sudah maju ICT cyber security-nya. “Yang menjadi perhatian pemerintah adalah SDM, mencari masyarakat yang bisa membantu Indonesia untuk meng-address cyber security. Kominfo punya program Born to Protect, mereka bisa bekerja di korporasi fokusnya cyber security,” tandasnya.(ak)