JAKARTA (IndoTelko) – Internet of Things (IoT) telah digadang-gadang sebagai pondasi untuk berbagai terobosan dalam artificial intelligence (AI), robotik, dan potensi berbagai kemajuan lain yang berpotensi luas serta dapat diterapkan.
Namun bagi para pengambil keputusan di garis depan – para eksekutif yang dituntut untuk mengimplementasikan IoT dalam perusahaan mereka - Terkadang terasa mustahil untuk memisahkan fakta dari tren. Bahkan lebih menakutkan lagi untuk mengetahui langkah-langkah praktis yang diperlukan untuk memulai IoT dalam bisnis mereka.
Untuk memahami lebih dalam mengenai situasi terkini dari IoT, Forbes Insight bekerja sama dengan Hitachi Vantara untuk melakukan survei kepada lebih dari eksekutif senior di seluruh dunia, termasuk 220 orang dari kawasan Asia Pasifik yang memimpin inisiatif IoT di dalam perusahaan mereka. Sebuah laporan terkini, “Internet of Things: Dari Teori kepada Realita – Bagaimana Perusahaan Memanfaatkan IoT untuk Memajukan Bisnis”, yang disponsori oleh Hitachi Vantara,
“Di seluruh kawasan Asia Pasifik, terlihat jelas bahwa para eksekutif menyadari nilai dari inisiatif IoT. Dengan 70% dari mereka yang menyatakan telah mempertimbangkan IoT sebagai sesuatu yang penting atau krusial bagi bisnis mereka, IoT dengan cepat menjadi pembeda kompetitif yang akan mempengaruhi hampir setiap industry,” kata Chief Insights Officer (CIO) Forbes Media Bruce Rogers dalam keterangan, kemarin.
Adapun beberapa temuan utama dari penelitian ini:
• Dampak kepada bisnis: 70% perusahaan di wilayah ini percaya bahwa IoT penting atau sangat penting bagi bisnis mereka saat ini, dan 87% percaya bahwa IoT akan menjadi penting bagi masa depan bisnis mereka.
• IoT adalah salah satu teknologi baru yang paling penting: Dari semua teknologi yang muncul, para eksekutif di Asia Pasifik percaya bahwa IoT, Artificial Intelligence (AI) dan Robotika akan menjadi yang terpenting.
• Perusahaan di wilayah tersebut menyambut IoT: 72% responden mengatakan bahwa perusahaan mereka memiliki program IoT yang signifikan atau pilot yang beroperasi, dan 11% mengatakan bahwa program IoT telah memberikan kontribusi besar dalam bisnis mereka.
• Mengimplementasikan solusi berbasis IoT dapat menjadi tantangan: Ketika membangun kemampuan IoT, perusahaan mengatakan tantangan terbesar mereka adalah:
o Menjaga keamanan IoT (31%)
o Kerjasama antar departemen (31%)
o Ketersediaan tenaga terampil (31%)
o Ketidakmampuan menyampaikan pengembalian investasi yang menarik (30%)
o Integrasi data yang berbeda (28%)
• Praktik terbaik untuk menerapkan solusi berbasis IoT: Dengan memeriksa perusahaan dengan inisiatif IoT yang memenuhi atau melampaui harapan, kami telah mengidentifikasi beberapa praktik yang mereka ikuti untuk memastikan kesuksesan:
o Upaya IoT biasanya diperjuangkan oleh CTO (40%) dan CIO (32%)
o Memasukan 42% vendor eksternal kedalam tim perencanaan IoT mereka
o Penggunaan platform pihak ketiga sebesar 82% sebagai dasar untuk operasi IoT mereka
• Di Asia Pasifik, perusahaan sudah melihat keuntungan dari IoT: 76% menjalankan program IoT yang menghasilkan pendapatan sementara 60% setuju bahwa program IoT menghasilkan data yang sangat berguna untuk bisnis mereka. Akibatnya, 88% memperkirakan akan melihat kenaikan anggaran IO mereka selama tahun fiskal yang akan datang.
"Temuan survei Forbes Insights dengan jelas menunjukkan dampak yang dimiliki IoT terhadap bisnis di wilayah APAC. Kami ingin melihat bahwa sebagian besar bisnis telah melihat IoT sebagai kunci kesuksesan masa depan mereka. Kesamaan dari organisasi-organisasi bisnis di seluruh dunia adalah kebutuhan mendapatkan dukungan top-down pada masa awal inisiatif mereka dan menemukan mitra inovasi tepercaya yang membantu mereka mencapai hasil bisnis yang diinginkan," tutup Wakil presiden senior Asia Pasifik Hitachi Vantara Daniel Chong.(wn)