Indosat bantah menjadi surga TKA

JAKARTA (IndoTelko) - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo membantah kabar yang beredar di media sosial tentang banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) dipekerjakan di lingkungan anak usaha Ooredoo itu.

“Tidak benar itu (soal TKA). Kami ada ribuan karyawan. Tidak benar banyak TKA (diperkerjakan)," bantah Group Head of Corporate Communication Indosat Deva Rachman dalam percakapan singkat ke IndoTelko, Rabu (7/2) sore.

Sebelumnya, dalam pesan berbentuk gambar yang IndoTelko tertulis informasi tentang akan digelarnya demo di kantor pusat Indosat di Jakarta, pada Kamis (8/2) siang ini.

Isi dari gambar beredar menginformasikan adanya dominasi Tenaga Kerja Asing (TKA), tidak adanya job security, adanya PHK murah dan paksa, serta jenjang karir yang pasti di operator kedua terbesar itu.

Menanggapi rencana aksi para karyawan tersebut, Deva mengaku manajemen tak ada masalah."Gak apa-apa (aksi demonstrasi). Itu hak pegawai menyampaikan aspirasi," tutupnya.

Sebelumnya, sejak Rabu (7/2), warganet yang konsen industri Halo-halo terkejut dengan maraknya gambar terkait akan adanya aksi dari karyawan Indosat pada Kamis (8/2) ini.

Dalam catatan, isu PHK massal di Indosat sempat beredar di media sosial pada Oktober 2017. Kala itu manajemen Indosat membantah keras isu ini. (Baca: Isu PHK di Indosat)

Entah sengaja atau tidak, isu PHK massal di Indosat bersamaan dengan rencana pemerintah untuk membuka peluang lebih banyak bagi Sumber Daya Manusia (SDM) asing berkiprah di sektor teknologi informasi (TI) mendapat kecaman dari sejumlah pengamat. (Baca: SDM TI diimpor)

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro mengutip hasil riset lembaga konsultan internasional, McKinsey menyatakan disrupsi ekonomi diperkirakan akan membawa dampak berupa hilangnya sekitar 45 juta hingga 50 juta pekerjaan di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri memperkirakan, sekitar 5,1 juta orang di Indonesia akan kehilangan pekerjaannya dalam waktu dekat. Secara total, diperkirakan 7,1 juta orang akan kehilangan pekerjaannya dalam jangka pendek. Tetapi akan muncul 2 juta tenaga kerja baru, sehingga nett akan ada 5,1 juta orang kehilangan pekerjaan.(dn)