JAKARTA (IndoTelko) - Vendor smartphone Vivo mengaku tengah mengkaji pembangunan fasilitas Riset dan Pengembangan (R&D) di Indonesia.
“Rencana ini terus kita pertimbangkan, karena Indonesia adalah salah satu market yang penting bagi Vivo. Saat ini kita mantapkan dulu basis produksi kita untuk bisa memenuhi permintaan dalam negeri. Oleh karena itu, Vivo sedang melakukan ekspansi pabrik kedua di Indonesia,” kata Brand Manager Vivo Indonesia Edy Kusuma dalam keterangan (20/2).
Dikatakannya, di Indonesia, Vivo telah memiliki pusat produksi sendiri yang berlokasi di Cikupa, Banten.
Edy menambahkan, konsumen Indonesia juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi dan riset pasar Vivo “Konsumen Indonesia yang sangat beragam juga menjadi inspirasi, inovasi teknologi apa selanjutnya yang harus dihadirkan Vivo untuk pasar Asia Tenggara,” pungkasnya.
Vivo sebagai salah satu brand smartphone global diketahuimemiliki 7 R&D independen di berbagai negara. Tersebar di Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang'an di Tiongkok, serta San Diego dan Sillicon Valley di Amerika Serikat.
Salah satu inovasi terbaru yang dihadirkan pada tahun 2018 oleh R&D Vivo adalah fitur pemindai sidik jari bawah layar atau In-Display Fingerprint Technology bersama Synaptics, yang menjadikan Vivo sebagai brand pertama yang menggunakan teknologi ini pada smartphone siap produksi.
Vivo saat ini memiliki 16.000 personil khusus yang berstandar global untuk memperkuat R&D. R&D Vivo bahkan telah mengantongi sertifikasi International Quality System Authentication of ISO9002.(ak)