IDC ungkap Fintech bermasa depan cerah di Indonesia

Model dan aplikasi TCASH. Layanan fintech seperti TCASH dianggap memiliki masa depan cerah di Indonesia.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - International Data Corporation (IDC) memprediksi sejumlah perusahan Financial Technology (Fintech) yang akan berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

Senior Research Manager IDC Financial Insight Handojo Triyanto menjelaskan dalam kajiannya membagi layanan Fintech di Indonesia atas pemain di kategori Payment, Lending, Marketplace, Wealth Management, solusi perusahaan, dan accounting based software.

Untuk kategori Payment, Fintech yang dianggap memiliki masa depan cerah versi IDC adalah GO-PAY, DOKU, Midtrans, TCASH, dan Xendit.

Di Lending, pemain yang dianggap potensial adalah Modalku, Investree, Akseleran, dan UangTeman. Di Marketplace pemain yang menjadi bintang adalah AturDuit. Sementara di Wealth Management adalah Finansialku. Di Company Solution nama Jojonomics patut diperhitungkan. Terakhir, di Accounting based software nama Jurnal menjadi pilihan.

"IDC melakukan analisis terhadap pemain ini berdasarkan lima tahapan untuk mengukur kematangannya menghadapi kompetisi di masa depan," katanya di Jakarta, Kamis (29/3).

Beberapa kriteria yang diukur diantaranya, Utility dengan melihat manfaat dari layanan bukan hanya sekadar "Good to have". Potensi konsumen yang dimiliki. Model bisnis, Usability, competitiveness, dan valuasi.

Sedangkan untuk mengukur "maturity" dari Fintech secara penuh diantaranya proses bisnis, top manajemen, pegawai, budaya, dan teknologi. Ada juga Ubiquity dan profitabilitas marjin.

"Kami percaya kecepatan untuk mendominasi pasar adalah kunci untuk menang di pasar fintech, terutama mereka yang bermain dalam kategori payments," katanya.

Diprediksinya, di masa depan pasar Fintech di Indonesia akan konsolidasi dengan cara merger, berkolaborasi atau akuisisi antar pemain. "Itu sudah terjadi dengan akuisisi Midtrans, Kartuku, dan Mapan oleh GO-JEK. Pemicunya adalah kebutuhan untuk menembus pasar konsumen secepat mungkin untuk meraih pangsa pasar lebih tinggi dan menarik datangnya investor," katanya.

Sebelumnya, dalam laporan GDP Ventures dengan judul Indonesia Digital Trends terungkap pertumbuhan aplikasi finansial di Indonesia paling tinggi di dunia yakni hingga 200%.(id)