Facebook gandeng Tirto lawan Hoaks

News Partnership Lead (third party fact checker) Facebook Indonesia Alice Budisatrijo (kiri)dan CEO sekaligus co-Founder Tirto.id Sapto Anggoro.(ist)

JAKARTA (IndoTelko) -  Facebook Indonesia bekerjasama dengan Tirto.id yang sudah bergabung dalam Jaringan Periksa Fakta Internasional (International Fact-Checking Network/IFCN) melalui Third Party Fact Checker melawan berita palsu (hoaks) di Tanah Air.   

“Kami ingin  menunjukkan kepada masyarakat serta pemangku kepentingan bahwa Facebook berkomitmen untuk membangun komunitas dengan penyajian informasi yang lengkap dan menjaga keaslian identitas di platform Facebook.  Untuk itulah kami mengajak Tirto sebagai mitra yang pertama di Indonesia sebagai Fact Checker,” ungkap News Partnership Lead (third party fact checker) Alice Budisatrijo dalam keterangan, (2/4).

Menurut CEO sekaligus co-Founder Tirto.id Sapto Anggoro, pihaknya sangat menghargai kepercayaan yang diberikan oleh IFCN sejak 12 Januari 2018 dengan brand Tirto-Periksa Data, sebagai yang pertama di Indonesia, dan sekarang dengan FB Indonesia sebagai mitra untuk melakukan literasi digital.

IFCN adalah jaringan media internasional yang berkomitmen mengurangi berita keliru (miss information) atau berita palsu (fake news/hoax) melalui pemeriksaan fakta dan penjelasan secara rinci. Jaringan ini berdiri pada 2015 dan sampai saat ini ada 49 media internasional yang lolos verifikasi dan sudah bergabung sebagai anggota.

FB Indonesia dan Tirto.id akan melakukan literasi digital agar masyarakat dapat menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten informasi, dengan kecapakan kognitif maupun teknikal.

Kepala Kebijakan Publik Indonesia Ruben Hattari  mengungkapkan kerjasama FB Indonesia dengan Tirto.id ini sangat strategis dalam melakukan literasi digital mengingat banyaknya hoaks yang beredar di media sosial.

“Ini adalah inisiatif integrasi komunitas yang akan dilakukan menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum Presiden tahun 2019 di Indonesia untuk menunjukkan kepada komunitas serta pemangku kepentingan bahwa Facebook berkomitmen untuk membangun komunitas dengan keterpaparan informasi yang cukup dan menjaga keaslian identitas di platform Facebook,” kata Ruben.

Berdasar hasil survei yang dilakukan Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) pada tahun lalu yang melibatkan 1.116 responden, 92,4% responden mengaku mendapatkan berita hoaks dari media sosial, 62,8% dari aplikasi pesan instan, dan 34,9% dari situs web.

Sementara itu, Facebook sebagai penyedia platform konten, saat ini sedang mendapat sorotan luas karena banyak kontennya terdiri dari berita palsu. Berita palsu tersebut marak pada saat pemilihan kepala negara dan politik di berbagai negara termasuk Amerika dan Indonesia.   

Tirto-Periksa Data sebagai pemilik badge IFCN mendapat kepercayaan melakukan fact-checking (periksa data) konten-konten di Facebook dan akan memberikan rekomendasi kepada pengguna Facebook.

Menurut Sapto, tidak mudah untuk mendapat kepercayaan Facebook. Dengan jumlah berita yang sangat banyak, sementara pengalaman baru, Tirto ingin mendapat dukungan dari banyak pihak dalam pelaksanaannya. “Saya berharap, ada pihak lain yang mendapat badge dari IFCN agar jumlah konten yang diperiksa data lebih banyak,” katanya.

Untuk mendapatkan kepercayaan AFCN sebagai lembaga independen tidak mudah. Prosesnya terjadi sejak Juli tahun lalu dengan adanya tim dari Poynter.org dan dilanjutkan pengiriman assesor yang mewawancarai pihak Tirto dan melakukan beberapa penelitian yang tidak diketahui Tirto.

Setelah itu, selama Desember 2017 Tirto berkewajiban mengisi berbagai dokumen dan juga mencantumkan beberapa dokumen di halaman Tirto.id. “Melelahkan, hampir 6 bulan kami dituntut untuk mengisi data secara transparan dan benar termasuk mengenai pemodal, apakah ada hubungannya dengan partai, dan bagaimana mekanisme melakukan fact-checking,” kata Sapto.(ak)