Mengenal sektor kritis dalam keamanan siber

JAKARTA (IndoTelko) - Pernahkah Anda mendengar tentang istilah‘Critical Infrastructure’? Critical Infrastructure disebut juga sebagai sektor kritis, yaitu sektor yang menjadi roda perekonomian dan juga kesehatan dari suatu negara.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, keamanan suatu negara dapat diancam hanya melalui sektor-sektor tersebut.

Ya, saat ini banyak sekali mesin yang telah terkoneksi dengan internet. Jelas, teknologi tersebut mempermudah pekerjaan manusia dibandingkan zaman dulu, ketika manusia masih harus secara manual mengoperasikannya. Namun, dibalik manfaatnya tersebut terdapat celah bagi berbagai serangan siber, yang jika tidak dicegah tentu saja akan sangat merugikan.

Chief Information Security Officer, Fortinet Phil Quade menjelaskan dulu mungkin jika ada yang ingin menyerang sebuah negara, akan melawan militer negara tersebut.

“Kini, semua itu telah berubah. Mereka akan berpikir untuk apa menyerang militer negara lagi, lebih baik mereka meretas sistem dari ‘critical infrastructure’. Mereka tinggal meretas misalnya, pembangkit tenaga listrik atau sistem sumber pengaliran air, maka semua orang di negara tersebut akan kesusahan. Itulah cara serangan siber di masa kini, ‘critical infrastructure’ menjadi incaran utama,” katanya dalam keterangan, belum lama ini.  

Diungkapkannya,  di Amerika setidaknya ada 16 sektor yang dianggap sebagai sektor kritis dan masuk ke dalam ‘Critical Infrastructure’.

Sektor-sektor tersebut adalah Sektor Kimia, Sektor Fasilitas Komersial, Sektor Komunikasi, Sektor Manufaktur Kritis, Sektor Bendungan, Sektor Basis Industri Pertahanan, Sektor Layanan Darurat, Sektor Energi, Sektor Jasa Keuangan, Sektor Pangan dan Pertanian, Sektor Fasilitas Pemerintahan, Sektor Layanan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat, Sektor Teknologi Informasi, Reaktor Nuklir-Bahan-Sektor Limbah, Sektor Agen Khusus, Sektor Sistem Transportasi, dan Sektor Air dan Sistem Air Limbah.

Kondisi Indonesia
Berbeda dengan Amerika, sektor-sektor di Indonesia masih terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Salah satu sektor kritis di Indonesia adalah Sektor Keuangan dan Sektor Pemerintahan.

Kedua sektor ini juga sudah sangat baik menerapkan keamanan siber untuk menghidari berbagai ancaman.

“Indonesia tahun lalu telah meluncurkan badan keamanan siber nasional. Sementara sejumlah Kementrian yang berbeda beralih ke transformasi data,” katanya.  

Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk terus menjaga keamanan sektor-sektor kritis pada sebuah negara yaitu dengan security fabric.

Cara kerja security fabric cukuplah detail, seperti bahan kain besar yang direntangkan, ketika ada sebuah ancaman masuk ke dalam sistem dan mencari titik masuk yang pas, security fabric akan membedah seluruh sisitem pada bahan tersebut. Jika nanti ditemukan keanehan atau malware, maka seluruh sistem akan segera diinformasikan sehingga sistem akan memperkuat keamanannya.

Logikanya, malware akan mencari titik terlemah dalam sebuah sistem untuk diserang, namun ketika menggunakan security fabric, proteksi justru difokuskan kepada titik terkuat sistem. Dimana proteksi tersebut akan melindungi seluruh sisi sistem, malware akan sangat sulit sekali untuk menembusnya.(ak)