JAKARTA (IndoTelko) - – Operator Tri Indonesia (Tri) mengaku tak sedih kehilangan pelanggan dalam jumlah banyak pasca selesainya registrasi ulang nomor prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) 30 April 2018.
Dari data yang didapat sebelum registrasi ulang diberlakukan, Tri masih memiliki 63,8 juta nomor prabayar. Saat pemblokiran diberlakukan pada 30 April 2018 dan rekonsiliasi dilakukan dengan menghitung data hits pada sistem data kependudukan Ditjen Dukcapil dan data registrasi, Tri tersisa memiliki 18 juta nomor prabayar. (Baca: Nomor Prabayar)
"Data itu benar. Tak ada masalah bagi kami," ungkap Wakil Direktur Utama Tri Muhammad Danny Buldansyah kepada IndoTelko, kemarin.
Menurut Danny, hal yang lumrah setelah registrasi diperketat operator kehilangan pelanggan. "Khan tadinya banyak yang pake buang tapi masih aktif masa berlakunya. Sekarang yang begitu udah mulai ganti haluan," ulasnya.
Ditambahkannya, bagi Tri hal yang penting sekarang adalah pasca registrasi ulang yang telah selesai. "Sekarang kami punya 24 juta pelanggan. Kok nambah? Kemarin karena diblokir, pelanggan tersadar, langsung registrasi ulang. Sekarang malah pendapatan kami jadi naik karena dapat pelanggan berkualitas," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementrian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan sampai dengan berakhirnya batas registrasi ulang tanggal 30 April 2018 adalah tercatat ada 254.792.159 nomor pelanggan yang valid beredar di pasar.
Rinciannya, Telkomsel sebanyak 150 juta nomor, XL Axiata (45 juta nomor), Indosat Ooredoo (34 juta nomor), Tri Indonesia (18 juta nomor), dan Smartfren (7 juta nomor).(id)