Q1-18, Tower Bersama raih laba Rp233,6 miliar

Manajemen Tower Bersama (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil membukukan laba sebesar Rp233,6 miliar hingga kuartal pertama 2018 (Q1-18) atau naik 15,9% dibandingkan periode sama 2017 sebesar Rp201,4 miliar.

Penyedia menara ini mencatat pendapatan sebesar Rp1,03 triliun di Q1-18 naik 7,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp956 miliar.

Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di kuartal I 2018 sebesar  Rp895,5 miliar.Jika triwulan pertama ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp4,145 triliun  dan Rp3,582 triliun.

Tower Bersama sudah memiliki 23.661 penyewaan dan 13.557 sites telekomunikasi per 31 Maret 2018. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 13.500 menara telekomunikasi dan 57 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 23.604, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,75.

“Pada kuartal pertama tahun 2018, kami bertumbuh secara organik sebanyak 643 penyewaan, yang terdiri dari 48 sites telekomunikasi dan 595 kolokasi. Pertumbuhan kolokasi yang signifikan ini berhasil meningkatkan rasio kolokasi menjadi 1,75x dari 1,71x di akhir tahun 2017,” komentar CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong  dalam keterangan, kemarin.

Menurutnya, dengan kurang lebih 52% dari sites berada di luar Jawa, perseroan memiliki posisi yang baik untuk terus mengembangkan bisnis secara organik seriring dengan operator memadatkan jaringan mereka di seluruh negeri.

“Kami merasa nyaman dengan panduan pertumbuhan kami sebesar 2.500 penyewaan untuk tahun 2018,” katanya.
Per 31 Maret 2018, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang Dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp18,084 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12,138 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp926 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp17,158 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp11,212 triliun.

Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2018 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,1x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x.

“Dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat, leverage kami telah berkurang menjadi 4,8x, jauh di bawah covenant obligasi kami untuk tidak lebih dari 6,25x untuk rasio pinjaman kotor (pada tingkat lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan," jelas Chief Financial Officer Tower Bersama Helmy Yusman Santoso .

Ditambahkannya, perseroan akan terus aktif membeli kembali saham dari pasar ketika run-rate EV/EBITDA berada di bawah kisaran target.

Berdasarkan EBITDA kuartal pertama 2018 yang disetahunkan (run-rate EBITDA), pinjaman bersih di kuartal pertama 2018 (dengan mempertimbangkan kontrak lindung nilai), dan kapitalisasi pasar (disesuaikan dengan 1,97% saham treasuri per akhir Maret 2018), run-rate EV/EBITDA adalah ~11x berdasarkan harga saham Rp5 ribu.(ak)