JAKARTA (IndoTelko) - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usaha, Iforte, akan memanfaatkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakarta-Singapura dari Internux sebesar 91,68 Gbps.
Dalam keterbukaan informasinya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), (8/6), Sekeretaris Perusahaan Sarana Menara Nusantara Irfan Ghazali menyatakan kerjasama itu sebagai bagian dari penyelesaian hutang Internux ke Protelindo (anak usaha TOWR) dalam sewa menara senilai Rp 395,861 miliar.
Kronologisnya adalah First Media dan Internux secara tanggung renteng berhutang ke Protelindo senilai Rp 395,861 miliar terkait sewa menara telekomunikasi milik Protelindo berdasarkan perjanjian pada 25 Juni 2010.
Pada 11 Oktober 2013, First Media mengalihkan hak dan kewajiban itu ke Internux. Sedangkan Protelindo pun mengalihkan hak dan kewajiban ke Iforte.
Berdasarkan perjanjian yang dibuat First Media, Protelindo, Internux, dan Iforte pada 6 Juni 2018 disepakati Iforte melakukan Indefeasible Right of Use (IRU) SKKL Jakarta-Singapura sebesar 91,68 Gbps.
Rinciannya, 50 Gbps dengan jangka 78 bulan yang dimulai selambatnya 1 Juli 2018.Sebesar 41,68 Gbps dengan jangka waktu 72 bulan yang dimulai selambat-lambatnya 1 Januari 2019.
Protelindo memilih mengalihkan hak dan kewajibannya ke Iforte karena perusahaan ini memiliki lisensi untuk mengoperasikan kabel optik.
Tuntaskan
Sementara itu, terkait aksi akuisisi terhadap PT Komet Infra Nusantara (KIN), Sarana Menara menyatakan sudah diselesaikan pada tanggal 30 Mei dalam transaksi tunai. (Baca: Akuisisi KIN)
KIN nantinya akan beroperasi di bawah Protelindo. Total dana yang dikeluarkan Sarana Menara untuk proses akuisisi ini mencapai Rp 1,4 triliun yang semuanya diambil dari kas internal yang dihasilkan dari operasi. Sebagai bagian dari Protelindo, KIN akan segera mendapat manfaat dari biaya utang yang lebih rendah karena peringkat peringkat investasi Protelindo.
Setelah akuisisi KIN, kemudian pembagian dividen 2017 serta penetapan capital expenditure organik 2018 yang lebih tinggi, TOWR berharap mampu mempertahankan leverage yang sehat kurang dari 2,0x, sedikit peningkatan dari 1,5x sebelumnya.
Melalui aksi akuisisi ini TOWR mendapat tambahan tower sebanyak 1.400 yang tersebar di Sumatera Utara, Riau, Batam, sebagian besar wilayah Jawa dan Bali. Pendapatan KIN tahun ini paska akuisisi diperkirakan mencapai Rp 325 miliar dengan sekitar 70% pendapatan berasal dari Telkomsel, XL Axiata dan Indosat.
Lebih dari 50% menara KIN terletak di luar Jawa dengan kekuatan khusus di Sumatera. Selain itu, KIN juga mengoperasikan jaringan kabel serat optik terutama di Surabaya, dan Batam.
Pasca akuisisi KIN, Sarana Menara memiliki lebih dari 16.400 menara, lebih dari 27.000 tenancies dan lebih dari 5.300 km kabel serat optik.(wn)