JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan banyak pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masuk ke platform eCommerce selama Ramadan 2018 berkat program Ramadan Express “Ayo UMKM jualan Online”.
"Saya banyak dapat laporan dari lapangan bahwa sejumlah UMKM yang tadinya ragu akhirnya ikut juga bergabung dengan program UMKM jualan Online. Mereka merasa program kominfo ini banyak manfaatnya," ujar Staf Khusus Menkominfo Bidang Ekonomi Digital Lis Sutjiati seperti dikutip dari laman Kominfo (16/6).
Diungkapkannya, salah satu pengakuan yang berhasil dimonior misalnya, pengalaman seorang ibu pemilik toko online A Sutan Mudo yang jualan produk kerajinan tangan di Pasar Raya Kota Padang, Sumatera Barat. Ia mengaku senang sekali karena baru buka toko online di Tokopedia tidak lama kemudian mendapat pembeli untuk produk-produknya lewat online.
Di Padang, pelaku UMKM bermitra dengan Tokopedia, Grabfood dan Go-food. Kerjasama itu juga melibatkan toko/lapak-lapak penjual kue kering dan buah. Mereka semangat untuk dibukakan toko online tapi perlu penerangan dan ditunjukan toko onlinenya serta bagamana aplikasinya di smartphone sampai mereka mengerti.
“Selama tiga jam jalan di pasar saya berhasil merekrut lebih dari 10 penjual karena harus satu persatu diterangkan dulu mulai dari pedagang kue-kue kering, kebaya muslim, baju muslim, tas-tas, penjual kurma, penjual buah segar dan sepatu-sepatu di lapak kaki limanya,” tutur Lis Sutjiati.
"Semua penjualnya antusias, warungnya sudah bisa di-order online. Senang sekali lihat mereka bahagia, semua pedagang sepanjang jalur yang saya lalui bilang sudah daftar untuk dapat giliran di-onboarding. Dan mereka minta saya pesan lewat Grab," ungkapnya.
Status onboarding, dijelaskan Lis Sutjiati sebagai penanda bahwa UMKM atau pedagang yang bersangkutan sudah memiliki lapak online dan bisa dipesan melalui aplikasi. "Tahapan yang akan dilalui mulai dari onboarding atau mendorong pelaku UMKM offline menjadi online kemudian active selling atau pendampingan transaksi online," tambahnya.
Tak hanya berhenti sampai pendampingan transaksi, setiap UMKM akan didampingi untuk meningkatkan skala bisnisnya. "Kemudian, scale up business untuk meningkatkan skala bisnisnya, hingga go international atau meningkatkan jangkauan pasar menjadi internasional," jelasnya.
Dibuka pada tanggal 29 Mei 2018 dan akan berakhir 12 Juni 2018, hingga akhir pekan ini sudah belasan UMKM di sentra-sentra usaha di delapan kota di Indonesia yang berhasil digarap Kominfo melalui progam ini. Sebaran kota garapan Kominfo tersebut meluputi UMKM di Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Solo, Surabaya, Tulung Agung, Banda Aceh, Bukit Tinggi Padang, Makassar, dan Samarinda.
Kegiatan Ramadhan Express melibatkan enam market place besar di Indonesia, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Blanja, Shopee, dan GrabFood.
Sektor UMKM di Indonesia dinilai punya potensi yang sangat besar. Bahkan setidaknya tercatat 88,8% UMKM memberi kontribusi ekonomi di ASEAN. Untuk mengembangkannya, Kementerian Kominfo beserta sejumlah e-commerce sepakat membuat inisiasi yang bertujuan mendorong UMKM untuk "Go Online".
Dalam inisiasi ini, Kementerian Kominfo menggandeng sebanyak enam marketplace terbesar di Indonesia yakni Blanja.com, Blibli.com, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Dalam gerakan ini, para pelaku UMKM juga akan diberi serangkaian kegiatan serta pendampingan mulai dari onboarding atau beralih ke online, kemudian active selling, scale up business untuk membantu pengembangan pasar hingga gerakan go international.
Dari riset Mckinsey Institute tercatat ada 59,9 juta jumlah UMKM di Indonesia. Tak kurang dari jumlah tersebut pelaku UMKM memberi kontribusi sebesar 56% dari total perekonomian negara. Namun sayangnya, dari jumlah yang hampir mencapai 60 juta tersebut baru 3,97% saja yang sudah merambah ranah digital. Angka inilah yang tengah digenjot pemerintah agar para pemain UMKM juga tidak tergerus oleh eCommerce besar yang mengincar pasar Indonesia.
"Kami harap seluruh UMKM bisa merambah ranah digital dan mendominasi pasar nasional. Kami harap secepatnya. Mungkin minimal sebelum 2020 kita bisa dapat 5 sampai 8 juta UMKM yang juga memanfaatkan platform digital," kata Lis.(wn)