TANGERANG (IndoTelko) – PT Angkasa Pura II (AP 2) berencana mengoperasikan secara full otomatis kereta layang (Skytrain) yang menjadi moda transportasi antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta untuk meningkatkan layanan bagi penggunanya.
"Saat ini pengoperasian skytrain masih bersifat manual, yaitu masih melibatkan awak pengemudi di dalamnya. Kami akan melakukan sejumlah pengembangan untuk moda ini agar para pengguna makin nyaman di bandara," ungkap Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, kemarin.
Sejak dioperasikan 17 September 2017 silam, skytrain dapat mengangkut hingga 176 penumpang tiap perjalanan.
Skytrain sendiri merupakan moda transportasi tanpa awak dengan menggunakan sistem automated guideway transit yang pertama di Indonesia. Saat ini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 3 trainset yang beroperasi dual track (track A dan B) dengan lintasan sepanjang 3.07 km. Kecepatan maksimalnya adalah 30 km/ jam, dengan headway 13 menit dan dwell time 1 menit.
Beberapa hal yang akan dikembangkan dari skytrain di Soekarno-Hatta adalah rencana penambahan 3 trainset lagi di bulan september 2018 sehingga nantinya akan ada 6 trainset yang dapat mengangkut hingga 352 penumpang tiap perjalanan lalu ada rencana pengotomatisan pengoperasian trainset tanpa awak, Kecepatannya pun akan ditambah dari headway yang semula 13 menit terpangkas menjadi 6 menit, sehingga frekuensi kereta juga akan lebih banyak dari yang tersedia saat ini.
Kondisi rute existing skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah Terminal 1 – Stasiun Kereta Bandara - Terminal 2 – Terminal 3 (pp). Rute ini rencananya akan diperpanjang menuju ke rencana pembangunan Terminal 4 di area soewarna golf dan ke area komersial sky city yang saat ini pun masih dalam rencana pembangunan.
Tidak hanya mengembangkan skytrain sendiri, Angkasa Pura II juga akan membangun dan menyediakan fasilitas pendukung dari kereta layang ini seperti sky bridge, lintasan, shelter, serta sistem dan persinyalan, yang merupakan hal fundamental dalam pengoperasian skytrain tersebut.
“Progres pembangunan lintasan dan shelter tahap 1 sudah 100%, sedangkan progres pengembangan sistem dan persinyalan otomatis hampir mencapai 100%, dengan adanya rencana pengembangan sky train ini minimun connecting time (MCT) yg diperlukan untuk berpindah antar terminal akan lebih efisien,” pungkas Awaluddin.(wn)