JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) tengah mengintip peluang dari kehadiran platform blockchain di industri telekomunikasi.
"Kami melihat ada peluang bisnis baru dari platform blockchain, karena itu Telin bergabung dengan The Carrier Blockchain Study Group (CBSG), sebuah konsorsium blockchain telekomunikasi global terkemuka," ungkap CEO Telin Faizal Rochmad Djoemadi dalam pesan singkat ke IndoTelko, kemarin.
Menurutnya, inti dari platform blockchain adalah seperti buku besar bersama yang dapat memastikan kepercayaan dan transaksi yang aman antara semua peserta yang berpotensi menghasilkan layanan baru terutama di bidang transaksi aset digital, transaksi seluler, dan pengiriman uang internasional.
"Telin ikut dalam konsorsium karena fokus ke B2B dan carrier class. Ini akan menjadi new revenue generation dalam implementasinya bagi Telin," ulasnya.
Sebelumnya, CBSG mengumumkan bergabungnya beberapa operator besar dalam konsorsiumnya. Diantaranya adalah Axiata Group Berhad (Axiata), PLDT, Inc. (PLDT), Telin, Turkcell, Viettel Telecom Corporation dan Zain Group.
Konsorsium CBSG diluncurkan pada bulan September 2017 yang dipimpin oleh perusahaan teknologi blockchain yang berbasis di AS TBCASoft, Inc. (TBCASoft) dan SoftBank Corp yang berbasis di Jepang (SoftBank), Sprint Corporation (Sprint) dan Taiwan Far FarTone Telecommunications Co, Ltd (Far EasTone) sebagai anggota pendiri awal.
Anggota lain dari Konsorsium CBSG adalah LG Uplus Corp yang berbasis di Korea Selatan (LG U +), KT Corporation (KT), dan Etisalat Telecommunication Corporation (Etisalat) yang berbasis di UEA.
CBSG bertujuan untuk menyediakan anggota telekomunikasi dan pelanggan mereka berbagai layanan seperti pembayaran digital global yang aman, kliring dan penyelesaian, otentikasi pribadi, aplikasi IoT dan layanan lainnya menggunakan teknologi blockchain.
Konsorsium juga mengumumkan pembentukan kelompok kerja blockchain tambahan yang akan fokus pada layanan pengiriman uang global.
Telin rencananya akan mengembangkan Blockchain as service (BaaS) untuk mendukung layanan uang elektronik yang selama ini digunakan di Indonesia dapat digunakan sebagai uang pembayaran elektronik global.
Asal tahu saja, Blockchain merupakan salah satu dari 10 teknologi paling inovatif di tahun 2016 .
Sifat blockchain yang terbuka dan transparan mampu menyederhanakan cara individu serta organisasi dalam bertransaksi menjadi tanpa sekat dan batas, sehingga mendukung mobilitas pengguna. Teknologi ini sangat tepat bagi industri seperti telekomunikasi yang melibatkan banyak pihak dan selama ini masih memerlukan proses manual.
Secara sederhana, blockchain adalah buku besar bersama (distributed ledger) transaksi digital berbasis komputasi awan yang mampu mencatat berbagai data transaksi secara real time. Data transaksi ini selanjutnya akan blockchain buka ke beberapa jaringan komputer sekaligus – memungkinkan seluruh pihak terkait untuk mengkaji data tersebut bersama-sama.(dn)