Telkom ungkap alasan satelit Merah Putih hanya bermain di C-Band

Teknisi di SSL kala membuat satelit Merah Putih.(Foto: SSL)

ORLANDO (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengungkapkan alasan satelit Merah Putih yang akan diluncurkan pada Selasa (7/8) hanya bermain di layanan C-Band ditengah  tren di industri mengembangkan transponder layanan  High Throughput Satellite (HTS).

"Satelit Merah Putih itu menempati slot orbit  108 derajat Bujur Timur (108 BT). Di slot itu tak ada Ku atau Ka Band. Hanya C-Band," ungkap Koordinator Proyek Satelit Merah Putih Hendra Gunawan dalam media briefing di Orlando, Minggu (5/8) pagi.

Dikatakannya, Telkom sebenarnya sudah mengajukan untuk mendapatkan lisensi Ku dan Ka band di slot orbit 108 BT ke International Telecommunication Union (ITU). "Tapi kita kalah senior, tetangga dari slot orbit 108 BT itu lebih senior dibanding kita," katanya.

Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan.

Telkom Group akan memanfaatkan satelit Merah Putih  yang diperkirakan menelan investasi sebesar US$165 juta itu untuk menyediakan backhaul Internet, telepon dan seluler. (Baca: Satelit Merah Putih)

Adapun slot orbit yang berdekatan dengan 108 BT tenpat satelit Merah Putih adalah 105,5 BT milik AsiaSat, 110.5 BT milik ChinaSat, dan 108.2 BT milik SES.

Asal tahu saja, pita frekuensi C atau C-Band adalah satuan spektrum frekuensi yang pertama kali ditemukan dalam sistem komunikasi satelit. Pita frekuensi ini memiliki besaran 3.7 hingga 4.2GHz untuk downlink dan 5.925-6.425GHz untuk uplink.

Frekuensi yang dimiliki pita C tergolong kecil di banding pita frekuensi seperti Ku atau Ka. Namun, C-Band memiliki kelebihan utam menghadapi cuaca buruk seperti hujan atau badai.

Indonesia adalah negara yang hingga saat ini masih menggunakan satelit dengan tenaga C-Band meskipun kuotanya telah penuh.

Sedangkan Ku-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz (downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink).

Terakhir, satelit Ka-band diyakini mampu memfasilitasi layanan telekomunikasi yang membutuhkan bandwidth besar. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) tengah membuka tender untuk pengadaan satelit dengan Ka Band yang dikenal meberikan layanan HTS ini. (Baca: Proyek BAKTI)

Telkom sendiri memiliki layanan Ku-Band di satelit Telkom 3S yang memiliki kapasitas 49 transponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE) di slot orbit 118 BT.

Adanya tambahan 60 transponder baru dari satelit Merah Putih menjadikan total Telkom mengelola 133 transponder diluar puluhan transponder milik satelit asing yang disewanya.(dn)